Rabu, 03 Februari 2010

I.                   Anatomi perkembangan

Sistem Uropoetika

(Wildan, 1994)

bakal alat genital mula-mula berpisah dari bakal ginjal pada mesomere. Bakal genital berada arah ke median embrio, bakal ginjal di lateral. Bakal genital disebut genital ridge, menonjol ke peritoneum di ventral. Bakal ginjal disebut nephrotome.

            Pertumbuhan ginjal menempuh 3 tahap :

  1. Pronephros, ginjal primitif
  2. Mesonephros, ginjal transisi
  3. Metanephros, ginjal definitif

Pronephros berasal dari nephrotome segment-segment paling anterior. Setiap nephron  memiliki nephrostome untuk menerima zat ampas metabolisme dai coelom langsung dan tubulus yang menyalurkan buangan ke dorsolateral tubuh. Pronephros memiliki juga glomus, menjorok mendekati nephrocoel. Pronephros kemudian beratropi sampai hilang digantikan oleh mesonephros yang tumbuh di posteriornya.

            Mesonephros pada mamalia bekerja sama dengan placenta sebagai alat pembuangan. Seetiap nephron memeliki glomerulus dan nephrostome. Glomerulus berada dalam kapsul Bowman.

            Metanephros tumbuh setelah mesonephros beratropi dan berada di posterior mesonephros. Nephron tak mengandung nephrostome lagi, hanya glomerulus. Nephron-nephron pada metanephros tidak lagi seperti pada pro dan mesonephros. Ductus Wolffi yang tidak terpakailagi berubah fungsi sebagai ductus genitalis pada jantan: ductus epididimis dan vas deferens. Pada betina beratropi: sisanya pada waktu dijumpai dekat ovarium, disebut epoophoron dan paroophoron.(Wildan Yatim, 1994)

          Sistem genitalia

     ( Wildan, 1994)

Berasal dari genital ridge yang terdiri atas sel-sel germinal promitif, epitel germinal serta jaringan rete dari mesonephros. Pada awalnya gonad bersifat indiferen (bipotensial), sehingga belum bisa dibedakan antara ovarium dan testis.

            Genital ridge sendiri terdiri atas : (1) Gamet, dari endoderm sakus vitelinus dengan gerak amuboid menuju genital ridge, (2) Sel interstitial, yang berasal dari mesenkim mesoderm (3) epitel mesoderm yaitu epitel pelapis genital ridge yang berbentuk sex-cord.

            Genital ridge terbagi atas

  1. Korteks : pada jantan mengalami degenerasi sedangkan pada betina korteks berkembang dan mengandung sel germinal betina (oogonium) membentuk ovarium
  2. Medulla : pada jantan membentuk tubuli seminiferi yang terisi sel germinal jantan (spermatogonia) dan jaringan intertitiel testis, sedangkan pada betina tidak berkembang.

Saluran genital pada jantan duktus Wolfii (duktus mesonefros). Bagian anterioir menjadi duktus epididimis dan bagian posterior sampai di kloaka menjadi vas deferens. Kelenjar prostata dan kelenjar Cowperi (glandula bulbo urethalis) berasal dari divertikulum endoderm urethra yang dibungkus oleh jaringan pengikat dan otot dari mesenkim disekitarnya.

            Pada betina duktus Mulleri berasal dari perkembangan duktus paramesonephridicus, kemudian menjadi saluran sendiri yang membentuk oviduk, uterus dan vagina dengan dilapisi oleh jaringan pengikat dan otot dari mesenkim disekitarnya. Clitoris berasal dari evaginasi ektoderm. (Esti, 2009)

II.                anatomi komparasi

pisces ( Punctius javanicus )

alat kelamin berupa Gonade. Gonade (alat kelamin) sepasang, terdapat dalam abdomen bagian lateral, diantara usus dan pneumatocyt. Dapat dibedakan pada jantan disebut testis, warna putih kompak, dan pada betina disebut ovarium, tampak berupa seperti agar-agar jernih karena berisi sel-sel telur.

amphibia ( Rana sp )

pada kelas ampibia, organa genitalia feminina terdiri atas :

  1. Ovarium, sepasang, merupakan gonade yang menghasilkan sel-sel kelamin betina. Disebelah cranialnya dijumpai jaringan lemak berwarna kuning jingga disebut corpus adiposum. Baik ovarium dan corpus adiposum berasal dari plica genitalis, masing-masing dari pars gonalis dan pars progonalis.
  2. Oviduct. Merupakan sepasang saluran berkelok-kelok dimulai dengan bangunan sebagai corong disebut infundibulum dengan lubang disebut ostium abdominale. Terdapat kelenjar-kelenjar yang mengeluarkan sekret yang menjadi selubung telur tertier.
  3. Kloaka

reptilia ( Mabouya multifasciata )

organana genitalia feminina terdiri atas :

  1. Ovarium : sepasang, berbentuk ovoid dengan dataran luarnya berbenjol-benjol, letaknya tepat diventral columna vertebralis.
  2. Oviduct : merupakan lateral dari ovarium, mulai di sebelah cranial dengan pelebaran sebagai corong (ostium abdominale), dinding tipis dan banyak glandula yang memberi kulit pada ovum yang telah dibuahi. Bermuara pada kloaka, di dinding dorsal agak kranial muara ureter.

aves ( Galus-galus bankiva )

hanya sebelah kiri yang tumbuh dengan baik, sedangkan sebelah kanan rudimenter. Bagian-bagiannya meliputi

  1. Ovarium, hanya sebelah kiri saja
  2. Oviduk

Pada hewan yang mesih muda berupa saluran yang lurus dan bermuara pada kloaka. Terdiri atas (1)Infundibulum tubae (2) tuba (3) uterus, merupajan bagian tuba yang membesar, mengandung kelenjar-kelnjar, dan membentuk kulit telur.

Mammalia

Ovarium

  1. Ovarium Kuda

Kuda mempunyai 2 buah ovaria berbentuk kacang dengan ukuran jauh lebih kecil daripada testis hewan jantan. Ovarium mempunyai facies medialis dan facies lateralis. Ovarium mempunyai 2 ekstremitas, yaitu ext tubaria dan ext uterina. Jarak antara ovarium dan mulut vulva 50-55 cm.

  1. Ovarium ruminantia

Ovarium sapi lebih kecil daripada kuda. Dan ovarium kanan biasanya lebih besar daripada yang kiri. Berbentuk oval, tidak mempunyai fossa ovarii. Terletak 40-45 cm dari pintu vulva sebelah luar. Apabila ada corpus luteum, maka lataknya superfisial, sehingga menonjol dan dapat dilihat dari permukaan luar. Corpus luteum berwarana kuning coklat.

  1. Ovarium babi

Ovarium babi terdapat bursa ovarii, yang terbentuk dari penjuluran mesosalpinx. Berbentuk bulat dan mempunyai hilus yang jelas.

  1. Ovarium anjing

Ovarium anjing berbentuk oval. Sebelum estrus yang pertama ovarium halus dan licin. Pada anjing yang sudah beranak, permukaan ovarium kasar dan berbenjol-benjol. Margo dorsalis dan fasies lateralisnya bebas, serta menghadap ke mesosalpinx dan berhadapan dengna bursa ovarica.

                        Tuba uterina

  1. tuba uterina pada kuda

penggantungnya mesosalpinx. Mesosalpinx membentuk suatu kantong di bagian lateral ovarium yang disebut bursa ovarica. Memiliki 2 ekstremitas, yaitu ext uterina dan ext ovarica.

  1. tuba uterina pemamah biak

sapi mempunyai tuba uterina yang tidak begitu berbelit. Fimbria-nya bertaut pada bagian yang bebas dari kantong yang dibentuk oleh mesosalpinx, tidak subur dibanding dengan kuda.

                        Uterus

  1. Uterus Sapi

Uterus sapi terdapat sebagian besar di ruang abdomen. Corpus uterinya sangat pendek (3-4 cm), tetapi mempunyai cornua uteri yang panjang (30-40 cm). Tidak seperti pada kuda extremitas abdominalis dari cornua uteri sapi berbentuk corong dan berhubungan dengan tuba uterina.

  1. Uterus Babi

Corpus uteri babi sangat pendek (5cm), tetapi cornua uterinya sangat panjang (1,2-1,5 m), sangat berkelok-kelok dan mudah bergerak di dalam ruang abdomen, sehingga bisa dikelirukan dengan usus halus, cervix uterinya mempunyai panjang 10cm.

  1. Uterus Anjing

Bentuk uterus anjing seperti huruf Y. Hewan dewasa yang tidak bunting mempunyai cornua uteri sepanjang 10-14cm dengan diameter 0,5-1 cm. Biasanya cornua uteri yang kanan sedikit lebih panjang dari yang kiri.

                        Vagina

  1. Vagina kuda

Vagina terletak horisontal di ruang pelvis, dimulai dari cervix uteri sampai vulva. Berbentuk tubulus sepanjang 15-20cm, dengan diameter 10-12 cm apabila diregang. Di bagian cranial dari vagina terdapat fornix vaginae yang merupakan kantong yang dibentuk oleh portio vaginalis uteri. Di bagian caudal vagina berhubungan dengan vulva.

  1. Vagina sapi

Vagina sapi lebih panjang daripada kuda, juga dindignnya lebih tebal. Panjangnya 20-35 cm. Di dinding ventral, diantara tunika muscularis dan selaput lendir terdapat 2 buah saluran  Gartner yang bermuara di posterior orificium urethrae externum. Saluran Gartner adalah sisa embrional dari ductus Wolfii.

Tabel komparasi

                             (Frandson, 1992)

                        Placenta

Placenta terdiri dari dua bagian, yaitu placenta foetalis atau allantochorion dan placenta maternalis atau endometrium. Selama beberapa minggu pada permulaan periode embrio kantung kuning telur dan chorion amniotik berfungsi sebagai placenta primitif.

            Sapi dan kerbau mempunyai placenta tipe kotiledoner atau tipe multifleks. Pada tipe ini hanya sebagian placenta maternal atau karunkulae endometrial, dan sebgaina allantochorion atau kotiledon yang terletak berhimpitan satu samalain untuk membentuk placentoma mengambil bagian dari fungsi placenta. Karunkulae tersusun dalam 4 lajur, 2 ventral dan 2 dorsal.

 

Gambar placenta

                    ( Koeswinarning, 1980)

Placenta difusa:

           Villi tersebar merata pada seluruh permukaan luar dari khorion. Blastosis terletak memanjang di dalam rongga uterus. Plasenta semacam ini terdapat pada Babi, Kuda, dan hewan ungulata.

Placenta Kotiledonaria:

            Villi tidak tersebar merata pada khorion, tetapi berkelompok pada permukaan luar khorion, yang disebut kotiledon. Di daerah tempat melekat kotiledon, dinding uterus membentuk penebalan yang dinamakan karunkel.

Placenta Zonaria :

            Villi berkelompok membentuk suatu pita yang melingkari embrio pada permukaan luar dari khorion. Plasenta yang demikian ditemukan oleh hewan Carnivora.

( Tatang, 1981)

Glandula Mamaria

Glandula mammaria (glandula lactifora) adalah kelenjar susu yang merupakan modifikasi dari kelenjar kulit. Pada masa embrional, disepanjang garis yang terpancang dari daerah thoracalis sampai pubis terdapat titik-titik yang akan menjadi papila mamae.

            Pada pertumbuhan selanjutnya beberapa titik akan menghilang, sedang sisanya akan tumbuh dengan subur tergantung pada jenis hewannya. Kuda mempunyai sepasang papillae mammae yang terdapat di daerah propubicum. Sapi mempunyai 4 pasang, babi 5-6 pasang, kambing/domba mempunyai 2 pasang. Pada hewan jantan glandula mamaria tumbuh sebagai puting yang rudimenter.

            Glandula mamaria terdiri dari corpus mammae dan papilla mammae. Kuda mempunyai 2 atau 3 ductuli lactiferi yang membentuk sphinter dalam sebuah papila mammae. Sapi mempunyai 1 ductus lactiferus. Babi mempunyai 2 ductuli lactiferi, sedang anjing mempunyai 6-12 ductuli lactiferi.  (Koeswinarning, 1980)

III.             struktur histologi organ genital betina

Uterus

Uterus merupakan tempat implantasi zigot yang telah berkembang menjadi embrio. Dinding uterus terdiri dari (1) mukosa-submukosa atau endometrium (2) tunika muskularis atau miometrium (3) tunika serosa atau perimetrium.

            Endometrium. Endometrium terdiri dari dua daerah yang berbeda dalam bangun dan fungsinya. Lapis superfisial disebut zona fungsional, dapat mengalami degenerasi sebagian atau seluruhnya selama masa reproduksi, estrus. Suatu lapis tipis, zona basalis tetap bertahan sepanjang daur.

            Zona fungsionalis. Epitel permukaannya berbentuk silinder sebaris pada kuda, anjing. Bagian superfisial terdiri dari jaringan ikat longgar yang mengandung banyak pembuluh darah dan sel-sel jaringan ikat seperti fibroblas, makrofag dan sel mast.

            Miometrium. Miometrium terdiri dari lapis otot dalam tebal yang umumnya tersusun melingkar, dan lapis luar memanjang terdiri dari sel-sel otot polos yang dapat meningkatkan jumlah serta ukuran selama kebuntingan. Diantara kedua lapis tersebut terdapat lapis vaskular yang mengandung arteria besar, vena serta pembuluh limfe. Pembuluh tersebut dapat memberikan darah pada endometrium.

            Perimetrum. Perimetrum atau tunika serosa, terdiri dari jaringan ikat longgar yang dibalut oleh mesotel atau peritoneum. Sel-sel otot polos terdapat dalam perimetrium. Banyak pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf pada lapisan.(Dellman Brown, 1992 )

 

 

Serviks

Epitel serviks adalah silinder sebaris dengan banyak sel musigen. Sel mangkok ada. Sekresi lendir yang meningkat terjadi selama berahi dan bunting, dan banyak lendir keluar melalui vagina.

            Lamina propria terdiri dari jaringan ikat pekat tidak teratur yang bersifat edematous, sehingga tampak sebagai jaringan ikat longgar selama berahi.

            Tunika muskularis terdiri dari lapis dalam melingkar dan lapis luar yang memanjang. Serabut elastik terdapat pada jaringan ikat pada lapis otot polos yang melingkar. Lamina serosa serviks terdiri dari  jaringan ikat longgar. Saluran memanjang dari epooforon sering tampak pada lapis ini. ( Dellman Brown, 1992 )

 

Tuba Uterina ( Oviduktus )

Tuba uterina bersifat bilateral, strukturnya berliku-liku yang menjulur dari daerah ovarium ke kornua uterina dan menyalurkan ovum, spermatozoa, dan zigot. Tiga segmen oviduk dapat dibedakan menjadi infundibulum, ampula, isthmus.

            Epitel  tuba uterina berbentuk silinder sebaris atau silinder banyak lapis dengan silia aktif. Baik sel tipe bersilia maupun tidak bersilia dilengkapi dengan mikrovili.

            Mukosa langsung berhubungan dengan  submukosa karena lamina muskularis mukosa tidak ada. Pada tuba uterina, propia submukosa terdiri dari jaringan ikat longgar dengan banyak sel plasma, sel mast dan leukosit eosinofil. Tunika mukosa submukosa pada ampula membuat lipatan tinggi terutama pada babi dan kuda betina.

            Tunika muskularis terutama terdiri dari berkas otot polos melingkar, memanjang dan miring. Lapis otot tersebut memberikan jalur radial memasuki mukosa. Pada infundubulum dan ampula, tunika muskularis yang tipis dan tersusun oleh lapis dalam melingkar. Tunika serosa ada dan terdiri dari jaringan mengandung pembuluh darah dan saraf. ( Dellman Brown, 1992 )

Vagina

Dinding vagina memiliki tiga lapis : tunika mukosa-submukosa, tunika muskularis dan tunika adventisia atau serosa. Mukosa vagina memiliki epitel pipih banyak lapis yang meningkat tebalnya selama praestrus dan estrus. Pada daerah kranial vagina sapi betina, lapis permukaan dengan sel-sel silinder dan sel mangkok terdapat pada epitel pipih banyak lapis. Kelenjar intraepitel terdapat pada anjing betina selama birahi. Pada kuda betina , sel epitel berbentuk polihedral dengan sedikit lapis sel pipih pada permukaan. Lapis propria submukosa terdiri dari jaringan ikat longgar.

            Tunika muskularis terdiri dari dua atau tiga lapis. Lapis dalam melingkar tebal terdiri dari otot polos dan dipisah menjadi dua berkas oleh jaringan ikat. Lapis luar tersusun memanjnag terdiri dari otot polos.

            Tunika adventisia terdiri dari jaringna ikat longgar dan mengandung pembuluh darah, saraf dan ganglia. Hanya bagian kranial vagina yang masih dibalut oleh serosa. Sebagian sel-sel otot polos dari lapis luar vagina menyusup ke daerah subserosa sehingga disebut muskularis serosa. ( Dellman Brown, 1992 )

 

IV.           Hormon di organ genital femininna

pada sapi corpus luteum diperlukan selama periode kebuntingan untuk mempertahankan kebuntingan dan kelahiran normal. Corpus luteum normal mengandung kurang lebih 270 mikrogram progesteron. Kadar progesteron dibawah 100 mikrogram di dalam corpus luteum tidak dapat mempertahankan kelangsungan hidup embrio. Kadar progesteron didalam plasma darah perifer rata-rata 30 milimikrogram perml dari hari ke 16 sampai hari ke 284 masa kebuntingan. Hormon progesteron penting untuk pertumbuhan kelenjar endometrium dan sekresi susu uterus, pertumbuhan endometrium dan pertautan placenta untuk memberi makan kepada foetus yang berkembang dan menghambat pergerakan uterus untuk membantu pertautan placenta.

            Sejumlah estrogen dari ovarium atau placenta diperlukan untuk memperkuat pengaruh progesteron. Pada akhir kebuntingan estrogen diperlukan dalam jumlah banyak untuk perkembangan kelenjar susu, pengenduran ligamen-ligamen pelvis, memprakarsai tonus uterus dan mensensitifkan uterus terhadap oxytocin.

            Hormon lain yang penting adalah hormon luteotropik (LTH) dari kelenjar hipofisa anterior. LTH perlu untuk mempertahankan corpus luteum dan sekresi progresteron.

( Mozez, 2006 )

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

  1. Sigid, Koeswinarning. 1980. Anatomi Veteriner. Bogor : FKH IPB
  2. Djuhanda, Tatang. 1981. Embriologi Perbandingan. Bandung : Armico
  3. Teolihere, Mozes. 2006. Ilmu Kebidanan pada Ternak Sapi dan Kerbau.

Jakarta : UI-Press

  1. Brown, Dellman. 1992. Buku teks Histologi Veteriner. Jakarta : UI-Press
  2. Anonim. 2007. Anatomi Komparatif. Yogyakarta : FKH UGM
  3. Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta : UGM Press

           

  1. perkembangan system lokomosi

Tulang

secara membranous, yakni pembentukan tulang dengan jalan transformasi jaringna pengikat fibrosa. Tulang yang terbentuk secara membranous disebut juga tulang dermal. Serat kolagen mula-mula dimasuki zat ossein(protein tulang), lalu fibrblas mengalami transformasi menjadi osteoblas dan osteoclas. Osteoblast pembentuk tulang, osteoclas  peresap zat yang mau dirombak menjadi tulang.

(wildan, 1994)

Pertuimbuhan secara endokordal terdapat pada tulang sebelah dalam tubuh. Proses penulangan diawali dengan masuknya pembuluh darah membawa ossein dan mineral ke jaringna tulang rawan. Chondrosit menyusun diri menjadi jejeran lurus disusul dengan masuknya bahan kapur dan mineral lain ke matriks. Tulang akan terdiri dari lapisan-lapisan yang sebagian besar membentuk system havers. Dalam lacuna terletak osteosit-osteosit.

 

Otot

Myoblast tumbuh dari sel-sel mesenkim. Mioblast bertransmorfasi jadi sel-sel otot. Otot rangka tumbuh dari myotome, yang berjejer sepasang-sepasang tentang dan di kedua sisi tiap vertebrata. Tiap myotome membentuk 2 daerah otot pada truncus

Sejak Chordata rendah hingga mamalia selalu terbentuk jejeran yang berpasangan otot-otot rangka itu terutama pada truncus.

Otot-otot rangka berasal dari sel-sel mesenkim yang datang dari myotome, berjejer di bagian luar precartilage rangka dalam kuncup anggota. Otot-otot yang terdapat di kepala, ada yang berasal dari myotome ada pula dari prechorda.

Otot jantung tumbuh dari lapisan splanchnopleure. Otot polos ada yang dari dermatone dan juga splanchnopleure.

 

  1. struktur anatomi

Tulang Sejati

Skeleton terdiri dari tiga kelompok yakni axial skeleton (tulang bukan anggota gerak : cranium, columna vertebralis, sternum dan costae); apendiculer (tulang ekstremitas); dan visceral (tulang yang tumbuh dari jaringan lunak, contoh os. penis anjing).

Berdasar bentuknya, os/ossa dibagi menjadi empat : Ossa Longa, yang berbentuk panjang; Ossa Plana, yang berbentuk pipih; Ossa Brevia, yang pendek; Ossa Irregularia, yang tidak beraturan; Ossa Sesamoid, berbentuk mirip biji; Ossa Pneumatikus, mengandung celah udara dan sinusoid yang terhubung dengan lingkungan eksternal.

Cranium adalah skeleton yang membentuk kerangka dasar kepala. Cranium terdiri dari 2 komponen yakni ossa cranii yakni tulang – tulang pembentuk cavitas cranialis (terdiri dari os. occipitalis, os. interparietal, os. sphenoidea, os. ethmoidea, os. parietal, os. frontale, os. temporal) dan ossa facei yang membentuk wajah (os. maxilla, os. incisiva, os. palatine, os. pterygoidale, os. nasale, os. lacrimale, os. zygomaticus, os. conchae, os. vomer, os. mandibula, os. hyoideus).

Columna vertebralis menyusun tulang punggung, tidak berpasangan dan tidak teratur. Terdiri atas : vertebrae cervicales, vertebrae thoracales, vertebrae lumbalis, vertebrae sacralis, vertebrae caudalis.

Sternum dan costae membentuk pelindung cavum thoraks. Costae terdiri dari beberapa jenis : costae sternalis (menempel di sternum), costae asternalis (saling berkaitan oleh kartilago costae), costae fluctuantes (melayang).

Ekstremitas cranial dibentuk oleh empat regio : angulum membri thoracic (os. scapula, os. coracoid, os. clavicula); brachium (os. humerus); antebrachium (os. radius dan os. ulna); dan manus (carpal, metacarpal, digiti).Ekstremitas caudal dibentuk oleh empat regio : angulum membri pelumi/pelvis (os. illium, os. ischium, os. pubis); femur (os. femur); cruris (os. tibia, os. fibula) dan pedis (ossa tarsi, ossa metatarsi, digiti).

(Frandson, R. D..1992)

Sumber gambar : http://www.goddardvetgroup.co.uk/images/anatomy_physiology_1.jpg

Tulang diselubungi oleh periosteum yang terluar dan endosteum di bawahnya. Osteosit yang pipih dan memiliki banyak prosesus yang meluas ke dalam kanalikuli berada dalam lakuna. Lakuna berbentuk pipih seperti benang diantara lamela. Lamela yang mengelilingi kanalis Harversi bersama – sama membentuk sistem Harvers. Substansi intraseluler kaya akan garam Ca yang bertambah seiring pertambahan usia.

Sistem Harvers adalah struktur unit tulang, di pusat terdapat kanal osteon (vasa darah, syaraf vasomotor dan sel endosteum), perifer osteon dibatasi garis reversal. Vasa darah tulang dihubungkan dengan pembuluh darah di permukaan korteks endosteum dan periosteum melalui kanal perforans.


(Lab Mikroanatomi dan Embriologi FKH UGM.2008)

http://www.web-books.com/eLibrary/Medicine/Physiology/Skeletal/Skeletal.htm

Secara anatomi, tulang terbagi dalam bagian tulang kompak seperti yang telah dibahas di atas dan tulang spons. Tulang spons lebih ringan dengan kerapatan lebih rendah daripada tulang kompak. Tulang spons berbentuk tidak teratur dan menjadi tempat sumsum tulang merah.

   Sendi

Persendian dibedakan menjadi :

Sendi fibrosa; dimana tidak terdapat rongga sendi, tetapi tulang – tulang disatukan olah jaringan fibrosa. Terdiri dari : sendi sendesmois yang memungkinkan pergerakan kecil, sendi sutura yang menyatukan ossa cranii dan sendi gomfosis yang berarti artikulasi gigi.

Sendi kartilaginosa; dimana tidak mempunyai rongga sendi dan tulang disatukan oleh kartilago. Terdiri dari : sendi sinkondrisis yakni sendi yang tidak dapat bergerak, sendi simfisis yakni sendi yang pada alur median tertentu disatukan olah fibrokartilago seperti pada tulang – tulang pelvis.

Sendi sinovial(diartrodial); dimana memungkinkan terjadinya pergerakan.

Terdiri dari sendi ginglimus/engsel yang bergerak pada bidang sagital, sendi artrodial yang hanya memiliki gerakan luncuran ringan antar permukaan yang relatif rata, sendi trokoid(pivot) yakni gerakannya rotasi sekitar sumbu, sendi sferoid(eartroidal) yang memungkinkan gerakan ke semua jurusan, sendi kondilar yang seperti sendi engsel hanya memungkinkan gerakan lebih banyak, sendi elipsoid yang mempunyai permukaan sendi yang diperluas ke salah satu jurusan hingga berbentuk elips, sendi pelana yang memiliki permukaan menyerupai pelana.

(Frandson, R. D..1992)

Serabut kolagen menyusun berkas tendo primer yang tersusun teratur arah paralel. Berkas serabut terkecil disebut fasikulus tendineus yang diselimuti jaringan ikat longgar endotendineum. Tendosit banyak ditemkan di endotendineum, sitoplasma tipis, inti gelap, oval sampai tipis memanjang. Ditemui vasa darah dan syaraf. Kumpulan fasikulus membentuk berkas sekunder yang lebih besar dan dibatasi jaringan ikat longgar peritendineum, kumpulan berkas sekunder membentuk tendo yang dibungkus oleh epitendineum.

(Lab Mikroanatomi dan Embriologi FKH UGM.2008)

 

 

Otot

  1. otot rangka

otot rangka dihubungkan ke tulang melalui tendon. Dengan kontraksi otot rangka, tendong menggerakkan tulang. Kontraksi otot rangka dikontrol oleh neuron motorik dari korda spinalis. Setiap otot rangka tersusun dari banyak sel otot, yang disebut serat-serat otot. Otot rangka juga disebut otot serat lintang karena adanya garis lintang yang dapat dilihat di seluruh otot. Garis-garis lintang tersebut adalah subunit dari masing-masing serat otot; miofibril. Sebuah sel otot dibentuk dari banyak miofibril. Miofibril terdiri dari miofilamen. Miofilamen adalh unit fungsional sel otot.( Corwin, 2000)

          

( ganong, 2002)

                ( anonim, 2009)

  1. otot jantung

otot jantung (otot serat lintang involunter) mempunyai banyak sifat yang sama dengan sifat yang dimiliki serabut otot serat lintang volunteer. Jantung terbentuk dari sel-sel yang merupakan kesatuan-kesatuan terpisah, namun ada struktur unik yakni adanya cakram intercalated. Garis lintang otot jantung serupa dengan otot rangka dan terdapat garis-garis Z. Sejumlah besar mitokondria panjang ditemukan dekat fibril-fibril otot. ( ganong, 2002)

    

(ganong, 2002)

  1. otot polos

otot polos disebut juga otot involunter. Struktur dan fungsi otot polos di berbagai bagian  tubuh sangat beragam. Sel-sel otot polos merupakan fusiform (berbentuk kumparan) yang bersifat kontraktil dengan nucleus terletak di pusat. Ukuran serabut otot polos bervariasi. Bagian utama dari sel terdiri atas sarkoplasma. Tidak terdapat cross striation, myofibril atau sarkolema. Terdapat filament yang berwujud molekul aktin dan myosin. Bahkan terdapat juga sejumlah kecil troponin dan tropomiosin Secara umum otot polos dapat dibagi menjadi otot polos visceral dan otot polos multi unit.

(ganong, 2002)

 

  1. mekanisme kerja otot

kontraksi otot

kontraksi suatu otot terjadi apabila jembatan silang myosin berikatan dengan tempat spesifik di protein aktin.apabila hal ini terjadi maka sebuah molekul ATP yang terdapat di kepala myosin terurai oelh ATPase dan terjadi pembebasan energi. Energi digunakan untuk mengayunkan jembatan silang, sehingga filament aktin dan myosin bergeser satu sama lain. Hal ini memendekkan otot(menyebabkan kontraksi). Selama kontraksi otot panjang filament aktin dan myosin tidak berubah, tetapi pita I dan zona H memendek. Setiap kontraksi otot melibatkan beberapa siklus berulang pegeseran filament. Setiap kontraksi menimbulkan tegangan pada otot untuk bekerja.

Penggabungan eksitasi-kontraksi

Kontraksi suatu otot rangka bergantung pada rangsangan saraf. Apabila terjadi penyampaian potensial aksi oleh neuron motorik ke saraf otot rangka, maka neuron melepaskan asetilkolin ke dalam  taut neuromuskulus. Ach berdifusi ke daerah khusus di sel otot yang disebut end-plate. End plate dan reseptor di konsentrasikan untuk Ach. Ach berikatan dengan reseptor. Sehingga terjadi pembukaan saluran natrium yang terdapat di sel otot. Dengan terbukanya saluran ini, maka ion-ion natrium menyerbu masuk ke dalam sel sehingga terjadi depolarisasi dan mencetuskan potensial aksi. Potensial aksi disalurkan ke seluruh serat otot sehingga terjadi depolarisasi serat. Depolarisasi menyebt ke serat melalui tubulus kecil yang disebut tubulus transverses yang berjalan sepanjang taut antara pita A dan I.

Relaksasi otot

Serat otot melemas sewaktu kalsium dipompa kembali ke dalam retikulum sarkoplasma. Pemompaan kalsium adalah suatu proses aktif yang terjadi di membran retikulum sarkoplasma. Proses ini menggunakan energi yang berasal dari penguraian molekul ATP yang lain. Sewaktu kadar kalsium turun., maka troponin dan tropomiosin kembali menghambat pengikatan aktin serta miosin dan kontraksi otot berhenti.

( Corwin, 2000)

 

 

Kontaksi otot Jantung

Kontraksi otot jantung sangat serupa dengan kontraksi otot rangka, dengan pengecualian sebagai berikut:

Ø      sel-sel jantung dapat berkontraksi secara spontan, tanpa rangsangan saraf. Rangsangan saraf dapat meningkatkan atau menurunkan kontraksi jantung.

Ø      Terdapat dua sumber kalsium intrasel selama kontraksi otot jantung. Kalsium di lepaskan ke intrasel dari retikulus sarkoplasma dan ke dalam cairan ekstrasel  melalui saluran natrium kalsium. Dengan demikian kekuatan kontraksi jantung sangat bergantung pada kadar kalsium ekstrasel. Sebaliknya kontraksi otot rangka tidak bergantung pada kalsium ekstrasel.

Ø      Sel otot jantung dalam keadaan istirahat mengalami sedikit peregangan daripada yang diperlukan untuk menghasilkan tegangan maksimum.

 ( Corwin, 2000)

  1. proses biokimiawi otot

otot yang bergerak karena digunakan untuk bekerja memerlukan sejumlah energi. Dalam keadaan anaerob, asam laktat banyak terjadi sehingga menimbulkan rasa lelah dan dalam hal ini glikogen dalam otot berkurang. Dengna jalan beristirahat rasa lelah hilang, karena adanya O2 yang cukup maka proses kimia dalam siklus asam sitrat akan berjalan dengna baik dan hal ini mengakibatkan berkurangnya asam laktat dalam otot karena diubah kembali menjadi asam piruvat dan sejumlah glikogen disintesis kembali. Dalam otot terdapat juga senyawa berenergi tinggi yaitu  kreatinfosfat. Konsentrasi ATP dalam otot hanya sedikit sedangkan konsentrasi kreatinfosfat jauh lebih besar. Oleh karena itu kekurangan ATP dalam otot dapat diimbangi oleh adanya kreatinfosfat.

( Ana, 2006)

 

kontraksi otot jantung dan otot polos merupakan hasil dari peluncuran molekul aktin dan myosin secara bersama-sama. Filamen protein sebagaimana di otot rangka dalam peluncuran aktin dan myosin memerlukan ATP dan tidak terjadi kekurangan ion kalsium seperti di otot rangka. Tetapi keaslian dari ion kalsim intrasitoplasmik yang membolehkan kontraksi berbeda. Di otot rangka kalsium terpisah di reticulum sarkoplasma. Dimana ini merupakan kontraksi kuat sebagai kelanjutan dari potensial aksi, kalsium dipompa ke dalam reticulum sarkoplasma dan otot dalam keadaan istirahat. Di otot rangka  dibutuhkan sedikit ion kalsium ekstraseluler dan reticulum sarkoplasma penting untuk kontraksi kuat. Kedua tipe otot ini berisis reticulum sarkoplasma dengan ion kaslium terpisah, meskipun kurang  berkembang baik di otot polos. Dengan kedatangan potensial aksi di sepanjang membrane sel, maka  saluran terbuka untuk ion kalsium dan membolehkan pengaliran ion-ion kalsium ekstraseluler.

(anonym, 2007)

Asam laktat

Asam laktat merupakan senyawa kimia yang berperan pada berbagai proses biokimia dengan rumus kimia C3H6O3.  selama exercise yang intensive kebutuhan energi tinggi, laktat diproduksi lebih tinggi daripada kemampuan jaringan untuk membuangnya sehingga konsentrasi naik. Peningkatan konsentrasi laktat dapat di atasi dengan mengoksidasi laktat menjadi piruvat pada otot yang berkecukupan O2 sehingga piruvat dapat digunakan  secara langsung sebagai precursor pada siklus krebs selain itu laktat dikonversi menjadi glukosa melalui siklus Cori dalam organ hati melalui proses glukoneogenesis..

(aris, 2009)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Poedjiadi,ana. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI-Press

Brown dan Dellman.1992.Buku Teks Histologi Veteriner II.Jakarta : UI-Press

Campbell dkk.2003.Biology jilid 3.Jakarta : Erlangga

Corwin, Elizabeth. 2000. Patofisiologi. EGC : Yakarta

Ganong, William. 2002. Fisiologi Kedokteran. EGC : Jakarta

Frandson. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. UGM Press : Yogyakarta

Wildan, Yatim. 1990. Reproduksi dan Embriologi. Penerbit Transito: Bandung.

http://www.web-books.com/eLibrary/Medicine/Physiology/Skeletal/Skeletal.htm

Aris Haryanto.2009. kuliah Asam Laktat. Yogyakarta

 

  1. struktur anatomi

I.                    MATA

-makro-

 EYEBALL

Lapisan pelindung luar bola mata yaitu sklera, dimodifikasi di bagian

anterior untuk membentuk kornea yang tembus padang, dan akan dilalui berkas sinar yang masuk ke mata. Di bagian dalam sklera terdapat koroid, lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah yang memberi makan struktur dalam bola mata. .selain itu  ada koroid terdapat tapetum lucidum untuk beberapa jenis vertebrata terutama yang nokturnal. Tapetum lucidum merupakan lapisan reflektif yang mengingkatkan absorpsi cahaya oleh retina dalam keadaan yang sedikit cahaya.

Retina melebar ke depan dan hampir mencapai korpus siliaris.

Struktur ini tersusun dalam 10 lapisan dan mengandung sel batang dan sel kerucut, yang merupakan reseptor penglihatan, dan 4 jenis neuron : sel bipolar, sel ganglion, sel horizontal, dan sel amakrin.  Unsur-unsur saraf pada retina diikat oleh sel-sel glia yang disebut sel Muller. Di kutub posterior mata terdapat sebuah bercak berpigmen kekuningan, yaitu makula lutea. Ini adalah fovea sentralis, bagian retina yang menipis dan bebas sel batang. Di tempat ini dipadati oleh sel kerucut, yang masing-masing bersinaps dengna satu sel bipolar yang kemudian akan bersinaps dengan sel ganglion, sehingga membentuk jalur langsung ke otak.

Lensa kristalina adalah struktur tembus pandang yang di fiksasi

oleh ligamentum sirkuler lensa (zonula zinili). Zonula melekat di bagian anterior koroid yang menebal, yang disebut korpus siliaris. Korpus siliaris mengandung serat-serat otot melintang dan longitudinal yang melekat dekat dengan batas korneasklera. Di depan lensa terdapat iris yang berpigmen dan tidak tembus pandang. Iris mengandung serat-serat sirkuler yang menciutkan dan serat-serat radial yang melebarkan pupil. Iris merupakan struktur yang mengalami pigmentasi pada mata dan membentuk tirai untuk mengontrol jumlah cahaya yang masuk ke mata. Pupil merupakan lubang di pusat iris yang berguna dalam pemasukan cahaya. Pupil berwarna hitam dikarenakan tidak ada cahaya yang direfleksikan keluar mata. Ukuran pupil mampu dirubah dengan kontraksi dua macam otot polos :

-         Otot spiral/sfingter pupila yang memperkecil ukuran pupil dan diinervasi oleh saraf okulomotor parasimpatik.

-               Otot radial yang melebarkan pupil dan diinervasi oleh saraf simpatik dari ganglio cervical cranial.

Ruang antara lensa dan retina sebagian besar terisi oleh zat gelatinosa

jernih yang disebut vitrous humor. Aqueous humor, suatu cairan jernih yang memberi makan kornea dan lensa, dihasilkan di korpus siliaris melalui proses difusi dan transpor aktif dari plasma. Cairan ini mengalir melalui pupil untuk mengisi kamera okuli anterior. Dalam keadaan normal, cairan ini diserap kembali melalui jaringan trabekula masuk ke dalam kanalis Schlemm, suatu saluran venosa di batas antara iris dan kornea.( Ganong, 2002)

-mikro-

            Mata terdiri dari tiga lapis tunika :

-      Tunika fibrousa oculi; merupakan bagian superficial yang terdiri dari sklera dan kornea. Sklera merupakan jaringan ikat dipenuhi serabut kolagen.

-      Tunika vasculosa oculi; merupakan lapis kedua yang terdiri iris, badan siliaris, dan koroid. Koroid dipenuhi pembuluh darah, menjadi pewarna gelap pada bola mata yang berguna dalam meredam refleksi cahaya.

-      Tunika nervosa oculi; terdiri dari retina beserta serabut saraf optik yang merupakan lapis paling profundus.

(en.wikipedia.org)

Retina terdiri atas sel conus, rod, sel amakrin, sel horizontal, sel

bipolar dan ganglion yang menuju nervus optik. Retina dan koroid sendiri terbagi atas banyak lapis : (1) membrana limitans eksterna; (2) lapis serabut saraf; (3) lapis sel ganglion; (4) lapis pleksiform dalam; (5) lapis nuklear dalam; (6) lapis pleksiform luar; (7) lapis nuklear luar; (8) membrana limitans eksterna; (9) lapisan sel conus dan rod; (10) lapisan epitelium berpigmen; (11) korioka pilaris; (12) jaringan ikat dan atau tapetum lusidum; (13) lapis vaskuler; (14) lapis suprakoroid.

(Brown Dellmann.1992)

II.                 LIDAH

-makro-

            Anatomi indera pengecap terkait dengan organ pencernaan.

Peranan penting indera pengecap terkait pada taste bud/kuncup kecap. Kuncup kecap sangat berlimpah yang tertanam dalam papila. Papila adalah membran mukosa yang enjulur ke rongga pipi dan mengalami kornifikasi.

Ada beberapa macam papila, tetapi hanya ada beberapa jenis saja yang

memilki taste bud :

- Papila Fungiformis; berbentuk jamur.

- Papila Sirkumvalata; papila terbesar, jumlah sedikit.

- Papila Foliata; berbentuk daun, tidak mengalami kornifikasi.

(Petunjuk Praktikum Mikroanatomi Blok 3 : Sistem pencernaan)

Ribuan kuncup kecap tertanam pada papila dalam lingua, pallatum, epiglotis dan faring.

(http://www.starsandseas.com/SAS%20Physiology/Neurology/Taste.htm)

-mikro-

Gema gustatoria adalah kuncup pengecap berupa badan oval pucat dalam

epitelium lidah yang lebih gelap. Sel ini bukan sel saraf tapi merupakan sel epitelium termodifikasi.


Sel fusiform sedikit lebih dasarnya daripada apex. Apex menyempit

pada lubang kecil di lapis superficial epitel yang disebut pori kecap.

Ada tiga macam sel; sel penyokong/sustentakular, sel pengecap dan

sel basal. Sel penyokong terletak di perifer kuncup kecap.

Sel pengecap neuroepitel di antara dan lebih ke pusat (ke tengah),

sel lebih pucat, jumlahnya 10 – 14 sel/kuncup kecap. Sel penyokong dan sel pengecap neuroepitel memiliki mikrovili apikal panjang atau rambut kecap yang menonjol ke dalam pori kecap.

Sel basal terletak di perifer dekat lamina basal dan dianggap

sebagai sel stem sel lainnya.

(Lab Mikroanatomi dan Embriologi FKH UGM.2008)

lidah merupakan penjuluran lantai rongga pipi ke cranial ditutupi oleh membrane mukosa kutanea dengan otot skelet

papilla filiformis : jumlahnya banyak, punya kornifikasi, berbentuk seperti duri mawar melengkung ke kaudal, porosnya tersusun dari lamina propria mukosae.

Papilla lentiformis :  banyak ditemukan 1/3 kaudal dorsum lidah.

Papilla fungiformis : kornifikasi tidak setebal dengan yang lain, fungsi mekanis dan pengecap.

Papilla sirkumvalate : papilla terbesar, banyak kuncup pengecap

Papilla foliate : mempunyai kuncup pengecap, epithelium non kornifikasi

 

III.               KULIT

Kulit terdiri atas 2 lapis : lapis atas dari epitel skuamosa terstrata yaitu

epidermis dan lapis yang lebih dalam dari jaringan ikat iregular yang rapat yaitu dermis(korium). Struktur epidermal termodifikasi seperti rambut, tanduk, kuku chesnut, dan ergot.

            Epidermis. Epidermis adalah epitel skuamosa terstrata yang

kebanyakan daerah dapat dibagi menjadi lapis berkembang bagian dalam stratum germinativum (basal) dan lapis superfisial yang menyerupai tanduk stratum korneum. Stratum basal mengikuti kontur lapisan papiler alas dari dermis. Sel-sel epidenmal bentuknya sel-sel kolumnar atau kuboidal yang mengalami mitosis di dalam lapisan epidermis dan sel-sel pipih dari stratum korneum.

            Dermis. Dermis yang disebut juga korium dapat dibagi menjadi

lapis papiler dan terdiri atas pematang dan penjuluran yang menyerupai nipel serta lapis retikuler yang lebih dalam dan membentuk bagian utama dari dermis. Arteri, vena, kapiler dan limfatik kulit terkonsentrasi di dalam dermis. Saraf simpatetik dari komunikan rami kelabu dari saraf spinal mensuplai pembuluh darah perifera, glandula keringat, glandula sebasea dan otot-otot pili arrector di dalam dermis.

           

 

Hipodermis. Hampir di seluruh bagian tubuh, dermis terpisah dari

struktur di bawahnya seperti tulang dan fasia dalam oelh suatu lapis jaringan ikat. Jaringan ikat areolar yang dikenal sebagai fasia superfisial, subkutis atau hipodermis adalah penting karena memungkinkan pergerakan kulit tanpa sobek.

            Rambut. Folikel rambut berkembang pertama-pertama sebagai

suatu penebalan dan kemudian suatu pertumbuhan ke dalam dari epidermis ke dalam korium kulit. Ini membentuk suatu kolom sel-sel epitelial dengan suatu perbesaran bulbosa pada ujung dalam, dimana papila jaringan ikat mengalami invaginasi. Folikel rambut terdiri atas selaput jaringan ikat menyelimuti selaput epitel lapis dua. Selaput akar epitel internal menutup dengan erat akar rambut dan berlanjut dengna sel epitel yang menutupi papila. Selaput akar internal, bersambungan dengan epidermis dan menimbulkan glandula sebaseosa yang terkait dengan folikel rambut. Sel-sel yang menutupi papila itulah yang membentuk rambut. Pertumbuhan dan penggandaan sel-sel ini yang menyebabkan rambut menerobos folikel untuk tumbuh keluar.

       Saraf reseptor rasa sakit terletak di seluruh kulit dan jaringan ikat pada kornea.

 

 

 

 

Korpuskel pacini berguna sebagai reseptor tekanan dan menginformasikan ke otak bahwa ekstremitas telah bergerak.

 

 

Korpuskel taktil meissner tersebar pada ujung jari, bibir, permukaan kulit dan puting susu. Hanya distimulasi oleh sentuhan, korpuskel ini menginformasikan ke otak mengenai bentuk dan citraan perabaan

 

Krausse dapat ditemukan di bibir, lidah, konjungtiva dan lidah.

 

Rufini dapat ditemukan di seluruh permukaan kulit

http://www.starsandseas.com/SAS%20Physiology/Neurology/Touch.htm

           

  1. mekanisme kerja

I.                    MATA

Kerja Lensa

Saat cahaya melewati mata akan direfraksi dan diperlambat apabila

datangnya miring. Bila datangnya tegak lurus, hanya mengalami perlambatan. Derajat refraksi bergantung pada besar sudut datang cahaya dan indeks bias. Refraksi terjadi pada kornea, aqueosa humor, lensa dan vitreosa humor.

(Frandson, R. D..1992)

Akomodasi merupakan daya pengubahan bentuk lensa agar cahaya yang

tepat jatuh di retina karena keterbatasan ukuran mata. Lensa akan memipih saat melihat benda jauh sehingga bayangan jatuh di retina lebih ke arah rostral dibanding keadaan biasa. Saat melihat benda dekat, lensa akan menggembung sehingga bayangan jatuh tepat di retina lebih kaudal daripada keadaan biasa.

( en.wikipedia.org)

 

Daya akomodasi diatur oleh otot siliaris yang diinervasi saraf parasimpatik

nervus okulomotor. Bayangan yang jatuh di retina adalah nyata terbalik karena cahaya masuk secara menyilang.

(Frandson, R. D..1992)


Kerja Reseptor

Dalam retina mata terdapat sel reseptor berupa sel batang dan sel kerucut. Sel

batang/rod berguna dalam pengelihatan malam karena lebih sensitif terhadap cahaya sedikit. Pigmen penangkap cahaya pada sel batang adalah rodopsin. Rodopsin merupakan suatu komplak protein opsin dan retinol. Opsin merupakan protein dalam membran cakram pigmen. Retinol merupakan derivat dari vitamin A. Sel kerucut/conus berguna dalam pengelihatan siang dan penangkapan cahaya berdasar spektrum warna spesifik. Sel kerucut terdapat tiga jenis berdasar spektrum warna yang ditangkap yakni merah, biru dan hijau. Pigmen penangkap cahaya pada sel kerucut adalah iodopsin yang mampu terurai menjadi fotopsin dan retinol.

Pada keadaan gelap, cGMP berikatan dengan saluran ion natrium pada membran

sel batang dan mempertahankan saluran tetap terbuka. Kondisi ini menyebabkan depolarisasi, sehingga sel batang melepaskan neurotransmiter inhibitor yang menghambat penerusan rangsang ke saraf optik sehingga tidak terjadi intepretasi visual.

Ketika cahaya datang, maka retinol akan berubah konformasinya dari struktur

cis menjadi trans. Perubahan ini memacu perubahan konformasi pada opsin, mengaktifkan molekul penghantar sejenis protein G (transdusin), yang kemudian mengaktifkan enzim efektor yang mengubah cGMP menjadi GMP. GMP akan terlepas dari saluran ion dan menutup saluran ion. Penutupan ini berakibat pada hiperpolarisasi yang menghambat pelepasan neurotransmiter yang menyebabkan penurunan sinyal kimia ke sinapsis. Penurunan ini diintepretasikan sebagai sensasi visual yang menandakan bahwa sel batang terangsang cahaya. Pada keadaan gelap, enzim akan mengubah retinal kembali ke bentuk semula dan akan bergabung lagi dengan opsin membentuk rodopsin.

Pengelihatan sensasi warna yang melibatkan sel kerucut lebih komplek.

Penyerapan warna dilakukan oleh sel kerucut spesifik. Sel kerucut merah menyerap spektrum warna merah dan seterusnya. Dari tiga warna yang diserap (merah, hijau dan biru) akan dilakukan pembacaan warna tercampur. Pembacaan berdasar jumlah sel kerucut spesifik, contohnya untuk warna ungu maka yang terjadi adalah penyerapan warna merah dan biru oleh sel kerucut merah dan biru yang kemudian diintepretasi otak sebagai warna ungu.

Pada pisces, ampibi, reptil dan aves, sel kerucut sangat berkembang terutama

pada hewan diurnal. Pada spesies burung pemangsa seperti elang, bahkan memiliki ratusan ribu sel kerucut/mm2 retina. Pada mamalia terutama nokturnal, sel batang sangat berkembang.

Integrasi di Retina

Selama di retina, terjadi pengintegrasian tahap awal. Sel amakrin dan sel

horizontal bertugas untuk memudahkan integrasi visual secara lateral. Sinyal dari reseptor berjalan secara lateral dan vertikal. Dalam jalur vertikal, sinyal berjalan dari sel reseptor menuju sel bipolar dan terakhir menuju ganglion yang untuk selanjutnya diteruskan ke CNS. Sel horizontal meneruskan sinyal dari sel fotoreseptor ke sel fotoreseptor lain, sedang sel amakrin meneruskan rangsang dari sel bipolar ke beberapa sel ganglion. Sel yang berdekatan akan dirangsang dan sel yang berjauhan (terutama sel reseptor dan sel bipolar yang tidak terkena cahaya) akan dihambat, sehingga berkas cahaya nampak lebih terang dan sekitarnya yang gelap nampak lebih gelap. Integrasi ini disebut inhibisi lateral, mempertajam bagian tepi dan meningkatkan kontras bayangan.

Perjalanan Impuls Sensori

Pertemuan saraf optik dari kedua mata terjadi di kiasma nervi optiki yang

memiliki struktur sedemikian rupa sehingga sinyal dari mata kanan dihantarkan ke otak sisi kiri dan sebaliknya. Sebagian besar sinyal kemudian dihantarkan ke nukleus genikula lateral talamus kemudian berlanjut meuju korteks visual primer di lobus occipitalis serebrum.

(Campbell dkk.200)

II.                 LIDAH

Reseptor untuk pengecapan disebut papil pengecap. Papil pengecap terletak di lidah

dan melepaskan potensial aksi sebagai respon terhadap rangsangan kimiawi. Terdapat papil-papil pengecap khusus untuk berbagai sensasi rasa,. Pengaktivan reseptor yang berbeda-beda dengna tingkatan yang berlainan oleh zat-zat yang terpadat dalam makanan menghasilkan rasa yang beragam. Indera pengecapan mengawali pencernaan dan menimbulkan rangsangan untuk makan.

      Depolasisasi pail-papil pengecap menyebabkan pengaktivan saraf kranial V, VII,

IX, dan X. Saraf-saraf ini mengirimkan informasi ke talamus dan korteks serebrum tempat sensai diidentifikasi. Dapat terjadi adaptasi (penurunan pelepasan potensial aksi) papil-papil pengecap apabila rangsangan oleh suatu bahan kimia terjadi terus menerus.

 

III.               KULIT

Terdapat beberapa jenis reseptor taktil yang tersebar di seluruh tubuh. Semua

      Reseptor taktil adalah mekanoreseptor. Mekanoreseptor berespons terhadap perubahan bentuk dan penekanan fisik dengan mengalami depolarisasi dan menghasilkan potensial aksi. Apabila depolarisasinya cukup besar, maka serat saraf yang melekat ke reseptor akan melepaskan potensial aksi dan menyalurkan informasi ke korda spinalis dan otak. Reseptor taktil yang berbeda memiliki kepekaan dan kecepatan mengirim impuls yang berbeda pula.

            Sensasi taktil dibawa ke korda spinalis oleh satu dari tiga jenis neuron sensorik: serat tipe A beta yang besar, serat tipe A delta yang kecil, dan serat tipe C yang paling kecil. Kedua jebis serat tipe A mengandung mielin dan menyalurkan potensial aksi dengna sangat cepat; semakin besar serat semakin cepat transmisinya dibanding serat yang lebih kecil. Informasi taktil yang dibawa dalam serat A biasanya terlokalisasi baik. Serat C yang tidak mengandung mielin dan menyalurkan potensial aksi ke korda spinalis jauh lebih lambat daripada serat A.

            Hampir semua informasi mengenai sentuhan, tekanan, dan getaran masuk ke korda spinalis melalui akar dorsal saraf spnal yang sesuai. Setelah bersinap di spnia, informasi dengan lokalisasi dibawa oleh serat-serat A yang melepaskan potensial aksi dengan cepat (beta dan delta) di kirim ke otak melalui sistem lemniskus kolumna dorsalis. Serat-serat saraf dalam sisitem ini menyebrang dari kiri ke kanan di batang otak sebelum bersinaps di talamus. Informasi mengenai suhu dan sentuhan yang lokalisasi kurang baik di bawa ke korda spinalis melalui serat-serat C yang melepaskan potensial aksi secara lambat. Info tersebut dikirim ke daerah retikularis di batang otak dan kemudian ke pusa-pusat yang lebih tinggi melalui serat di sitem anterolateral.

(Corwin,2000)

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Brown dan Dellman.1992.Buku Teks Histologi Veteriner II.Jakarta : UI-Press

Campbell dkk.2003.Biology jilid 3.Jakarta : Erlangga

Corwin, Elizabeth. 2000. Patofisiologi. EGC : Yakarta

Ganong, William. 2002. Fisiologi Kedokteran. EGC : Jakarta

Frandson. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. UGM Press : Yogyakarta

Petunjuk Praktikum Mikroanatomi Blok 3 : Sistem pencernaan.

http ://en.wikipedia.org/wiki/eye.htm

http://www.starsandseas.com/SAS%20Physiology/Neurology/Taste.htm