I. Anatomi perkembangan
Sistem Uropoetika
(Wildan, 1994)
bakal alat genital mula-mula berpisah dari bakal ginjal pada mesomere. Bakal genital berada arah ke median embrio, bakal ginjal di lateral. Bakal genital disebut genital ridge, menonjol ke peritoneum di ventral. Bakal ginjal disebut nephrotome.
Pertumbuhan ginjal menempuh 3 tahap :
- Pronephros, ginjal primitif
- Mesonephros, ginjal transisi
- Metanephros, ginjal definitif
Pronephros berasal dari nephrotome segment-segment paling anterior. Setiap nephron memiliki nephrostome untuk menerima zat ampas metabolisme dai coelom langsung dan tubulus yang menyalurkan buangan ke dorsolateral tubuh. Pronephros memiliki juga glomus, menjorok mendekati nephrocoel. Pronephros kemudian beratropi sampai hilang digantikan oleh mesonephros yang tumbuh di posteriornya.
Mesonephros pada mamalia bekerja sama dengan placenta sebagai alat pembuangan. Seetiap nephron memeliki glomerulus dan nephrostome. Glomerulus berada dalam kapsul Bowman.
Metanephros tumbuh setelah mesonephros beratropi dan berada di posterior mesonephros. Nephron tak mengandung nephrostome lagi, hanya glomerulus. Nephron-nephron pada metanephros tidak lagi seperti pada pro dan mesonephros. Ductus Wolffi yang tidak terpakailagi berubah fungsi sebagai ductus genitalis pada jantan: ductus epididimis dan vas deferens. Pada betina beratropi: sisanya pada waktu dijumpai dekat ovarium, disebut epoophoron dan paroophoron.(Wildan Yatim, 1994)
Sistem genitalia
( Wildan, 1994)
Berasal dari genital ridge yang terdiri atas sel-sel germinal promitif, epitel germinal serta jaringan rete dari mesonephros. Pada awalnya gonad bersifat indiferen (bipotensial), sehingga belum bisa dibedakan antara ovarium dan testis.
Genital ridge sendiri terdiri atas : (1) Gamet, dari endoderm sakus vitelinus dengan gerak amuboid menuju genital ridge, (2) Sel interstitial, yang berasal dari mesenkim mesoderm (3) epitel mesoderm yaitu epitel pelapis genital ridge yang berbentuk sex-cord.
Genital ridge terbagi atas
- Korteks : pada jantan mengalami degenerasi sedangkan pada betina korteks berkembang dan mengandung sel germinal betina (oogonium) membentuk ovarium
- Medulla : pada jantan membentuk tubuli seminiferi yang terisi sel germinal jantan (spermatogonia) dan jaringan intertitiel testis, sedangkan pada betina tidak berkembang.
Saluran genital pada jantan duktus Wolfii (duktus mesonefros). Bagian anterioir menjadi duktus epididimis dan bagian posterior sampai di kloaka menjadi vas deferens. Kelenjar prostata dan kelenjar Cowperi (glandula bulbo urethalis) berasal dari divertikulum endoderm urethra yang dibungkus oleh jaringan pengikat dan otot dari mesenkim disekitarnya.
Pada betina duktus Mulleri berasal dari perkembangan duktus paramesonephridicus, kemudian menjadi saluran sendiri yang membentuk oviduk, uterus dan vagina dengan dilapisi oleh jaringan pengikat dan otot dari mesenkim disekitarnya. Clitoris berasal dari evaginasi ektoderm. (Esti, 2009)
II. anatomi komparasi
pisces ( Punctius javanicus )
alat kelamin berupa Gonade. Gonade (alat kelamin) sepasang, terdapat dalam abdomen bagian lateral, diantara usus dan pneumatocyt. Dapat dibedakan pada jantan disebut testis, warna putih kompak, dan pada betina disebut ovarium, tampak berupa seperti agar-agar jernih karena berisi sel-sel telur.
amphibia ( Rana sp )
pada kelas ampibia, organa genitalia feminina terdiri atas :
- Ovarium, sepasang, merupakan gonade yang menghasilkan sel-sel kelamin betina. Disebelah cranialnya dijumpai jaringan lemak berwarna kuning jingga disebut corpus adiposum. Baik ovarium dan corpus adiposum berasal dari plica genitalis, masing-masing dari pars gonalis dan pars progonalis.
- Oviduct. Merupakan sepasang saluran berkelok-kelok dimulai dengan bangunan sebagai corong disebut infundibulum dengan lubang disebut ostium abdominale. Terdapat kelenjar-kelenjar yang mengeluarkan sekret yang menjadi selubung telur tertier.
- Kloaka
reptilia ( Mabouya multifasciata )
organana genitalia feminina terdiri atas :
- Ovarium : sepasang, berbentuk ovoid dengan dataran luarnya berbenjol-benjol, letaknya tepat diventral columna vertebralis.
- Oviduct : merupakan lateral dari ovarium, mulai di sebelah cranial dengan pelebaran sebagai corong (ostium abdominale), dinding tipis dan banyak glandula yang memberi kulit pada ovum yang telah dibuahi. Bermuara pada kloaka, di dinding dorsal agak kranial muara ureter.
aves ( Galus-galus bankiva )
hanya sebelah kiri yang tumbuh dengan baik, sedangkan sebelah kanan rudimenter. Bagian-bagiannya meliputi
- Ovarium, hanya sebelah kiri saja
- Oviduk
Pada hewan yang mesih muda berupa saluran yang lurus dan bermuara pada kloaka. Terdiri atas (1)Infundibulum tubae (2) tuba (3) uterus, merupajan bagian tuba yang membesar, mengandung kelenjar-kelnjar, dan membentuk kulit telur.
Mammalia
Ovarium
- Ovarium Kuda
Kuda mempunyai 2 buah ovaria berbentuk kacang dengan ukuran jauh lebih kecil daripada testis hewan jantan. Ovarium mempunyai facies medialis dan facies lateralis. Ovarium mempunyai 2 ekstremitas, yaitu ext tubaria dan ext uterina. Jarak antara ovarium dan mulut vulva 50-55 cm.
- Ovarium ruminantia
Ovarium sapi lebih kecil daripada kuda. Dan ovarium kanan biasanya lebih besar daripada yang kiri. Berbentuk oval, tidak mempunyai fossa ovarii. Terletak 40-45 cm dari pintu vulva sebelah luar. Apabila ada corpus luteum, maka lataknya superfisial, sehingga menonjol dan dapat dilihat dari permukaan luar. Corpus luteum berwarana kuning coklat.
- Ovarium babi
Ovarium babi terdapat bursa ovarii, yang terbentuk dari penjuluran mesosalpinx. Berbentuk bulat dan mempunyai hilus yang jelas.
- Ovarium anjing
Ovarium anjing berbentuk oval. Sebelum estrus yang pertama ovarium halus dan licin. Pada anjing yang sudah beranak, permukaan ovarium kasar dan berbenjol-benjol. Margo dorsalis dan fasies lateralisnya bebas, serta menghadap ke mesosalpinx dan berhadapan dengna bursa ovarica.
Tuba uterina
- tuba uterina pada kuda
penggantungnya mesosalpinx. Mesosalpinx membentuk suatu kantong di bagian lateral ovarium yang disebut bursa ovarica. Memiliki 2 ekstremitas, yaitu ext uterina dan ext ovarica.
- tuba uterina pemamah biak
sapi mempunyai tuba uterina yang tidak begitu berbelit. Fimbria-nya bertaut pada bagian yang bebas dari kantong yang dibentuk oleh mesosalpinx, tidak subur dibanding dengan kuda.
Uterus
- Uterus Sapi
Uterus sapi terdapat sebagian besar di ruang abdomen. Corpus uterinya sangat pendek (3-4 cm), tetapi mempunyai cornua uteri yang panjang (30-40 cm). Tidak seperti pada kuda extremitas abdominalis dari cornua uteri sapi berbentuk corong dan berhubungan dengan tuba uterina.
- Uterus Babi
Corpus uteri babi sangat pendek (5cm), tetapi cornua uterinya sangat panjang (1,2-1,5 m), sangat berkelok-kelok dan mudah bergerak di dalam ruang abdomen, sehingga bisa dikelirukan dengan usus halus, cervix uterinya mempunyai panjang 10cm.
- Uterus Anjing
Bentuk uterus anjing seperti huruf Y. Hewan dewasa yang tidak bunting mempunyai cornua uteri sepanjang 10-14cm dengan diameter 0,5-1 cm. Biasanya cornua uteri yang kanan sedikit lebih panjang dari yang kiri.
Vagina
- Vagina kuda
Vagina terletak horisontal di ruang pelvis, dimulai dari cervix uteri sampai vulva. Berbentuk tubulus sepanjang 15-20cm, dengan diameter 10-12 cm apabila diregang. Di bagian cranial dari vagina terdapat fornix vaginae yang merupakan kantong yang dibentuk oleh portio vaginalis uteri. Di bagian caudal vagina berhubungan dengan vulva.
- Vagina sapi
Vagina sapi lebih panjang daripada kuda, juga dindignnya lebih tebal. Panjangnya 20-35 cm. Di dinding ventral, diantara tunika muscularis dan selaput lendir terdapat 2 buah saluran Gartner yang bermuara di posterior orificium urethrae externum. Saluran Gartner adalah sisa embrional dari ductus Wolfii.
Tabel komparasi
(Frandson, 1992)
Placenta
Placenta terdiri dari dua bagian, yaitu placenta foetalis atau allantochorion dan placenta maternalis atau endometrium. Selama beberapa minggu pada permulaan periode embrio kantung kuning telur dan chorion amniotik berfungsi sebagai placenta primitif.
Sapi dan kerbau mempunyai placenta tipe kotiledoner atau tipe multifleks. Pada tipe ini hanya sebagian placenta maternal atau karunkulae endometrial, dan sebgaina allantochorion atau kotiledon yang terletak berhimpitan satu samalain untuk membentuk placentoma mengambil bagian dari fungsi placenta. Karunkulae tersusun dalam 4 lajur, 2 ventral dan 2 dorsal.
Gambar placenta
( Koeswinarning, 1980)
Placenta difusa:
Villi tersebar merata pada seluruh permukaan luar dari khorion. Blastosis terletak memanjang di dalam rongga uterus. Plasenta semacam ini terdapat pada Babi, Kuda, dan hewan ungulata.
Placenta Kotiledonaria:
Villi tidak tersebar merata pada khorion, tetapi berkelompok pada permukaan luar khorion, yang disebut kotiledon. Di daerah tempat melekat kotiledon, dinding uterus membentuk penebalan yang dinamakan karunkel.
Placenta Zonaria :
Villi berkelompok membentuk suatu pita yang melingkari embrio pada permukaan luar dari khorion. Plasenta yang demikian ditemukan oleh hewan Carnivora.
( Tatang, 1981)
Glandula Mamaria
Glandula mammaria (glandula lactifora) adalah kelenjar susu yang merupakan modifikasi dari kelenjar kulit. Pada masa embrional, disepanjang garis yang terpancang dari daerah thoracalis sampai pubis terdapat titik-titik yang akan menjadi papila mamae.
Pada pertumbuhan selanjutnya beberapa titik akan menghilang, sedang sisanya akan tumbuh dengan subur tergantung pada jenis hewannya. Kuda mempunyai sepasang papillae mammae yang terdapat di daerah propubicum. Sapi mempunyai 4 pasang, babi 5-6 pasang, kambing/domba mempunyai 2 pasang. Pada hewan jantan glandula mamaria tumbuh sebagai puting yang rudimenter.
Glandula mamaria terdiri dari corpus mammae dan papilla mammae. Kuda mempunyai 2 atau 3 ductuli lactiferi yang membentuk sphinter dalam sebuah papila mammae. Sapi mempunyai 1 ductus lactiferus. Babi mempunyai 2 ductuli lactiferi, sedang anjing mempunyai 6-12 ductuli lactiferi. (Koeswinarning, 1980)
III. struktur histologi organ genital betina
Uterus
Uterus merupakan tempat implantasi zigot yang telah berkembang menjadi embrio. Dinding uterus terdiri dari (1) mukosa-submukosa atau endometrium (2) tunika muskularis atau miometrium (3) tunika serosa atau perimetrium.
Endometrium. Endometrium terdiri dari dua daerah yang berbeda dalam bangun dan fungsinya. Lapis superfisial disebut zona fungsional, dapat mengalami degenerasi sebagian atau seluruhnya selama masa reproduksi, estrus. Suatu lapis tipis, zona basalis tetap bertahan sepanjang daur.
Zona fungsionalis. Epitel permukaannya berbentuk silinder sebaris pada kuda, anjing. Bagian superfisial terdiri dari jaringan ikat longgar yang mengandung banyak pembuluh darah dan sel-sel jaringan ikat seperti fibroblas, makrofag dan sel mast.
Miometrium. Miometrium terdiri dari lapis otot dalam tebal yang umumnya tersusun melingkar, dan lapis luar memanjang terdiri dari sel-sel otot polos yang dapat meningkatkan jumlah serta ukuran selama kebuntingan. Diantara kedua lapis tersebut terdapat lapis vaskular yang mengandung arteria besar, vena serta pembuluh limfe. Pembuluh tersebut dapat memberikan darah pada endometrium.
Perimetrum. Perimetrum atau tunika serosa, terdiri dari jaringan ikat longgar yang dibalut oleh mesotel atau peritoneum. Sel-sel otot polos terdapat dalam perimetrium. Banyak pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf pada lapisan.(Dellman Brown, 1992 )
Serviks
Epitel serviks adalah silinder sebaris dengan banyak sel musigen. Sel mangkok ada. Sekresi lendir yang meningkat terjadi selama berahi dan bunting, dan banyak lendir keluar melalui vagina.
Lamina propria terdiri dari jaringan ikat pekat tidak teratur yang bersifat edematous, sehingga tampak sebagai jaringan ikat longgar selama berahi.
Tunika muskularis terdiri dari lapis dalam melingkar dan lapis luar yang memanjang. Serabut elastik terdapat pada jaringan ikat pada lapis otot polos yang melingkar. Lamina serosa serviks terdiri dari jaringan ikat longgar. Saluran memanjang dari epooforon sering tampak pada lapis ini. ( Dellman Brown, 1992 )
Tuba Uterina ( Oviduktus )
Tuba uterina bersifat bilateral, strukturnya berliku-liku yang menjulur dari daerah ovarium ke kornua uterina dan menyalurkan ovum, spermatozoa, dan zigot. Tiga segmen oviduk dapat dibedakan menjadi infundibulum, ampula, isthmus.
Epitel tuba uterina berbentuk silinder sebaris atau silinder banyak lapis dengan silia aktif. Baik sel tipe bersilia maupun tidak bersilia dilengkapi dengan mikrovili.
Mukosa langsung berhubungan dengan submukosa karena lamina muskularis mukosa tidak ada. Pada tuba uterina, propia submukosa terdiri dari jaringan ikat longgar dengan banyak sel plasma, sel mast dan leukosit eosinofil. Tunika mukosa submukosa pada ampula membuat lipatan tinggi terutama pada babi dan kuda betina.
Tunika muskularis terutama terdiri dari berkas otot polos melingkar, memanjang dan miring. Lapis otot tersebut memberikan jalur radial memasuki mukosa. Pada infundubulum dan ampula, tunika muskularis yang tipis dan tersusun oleh lapis dalam melingkar. Tunika serosa ada dan terdiri dari jaringan mengandung pembuluh darah dan saraf. ( Dellman Brown, 1992 )
Vagina
Dinding vagina memiliki tiga lapis : tunika mukosa-submukosa, tunika muskularis dan tunika adventisia atau serosa. Mukosa vagina memiliki epitel pipih banyak lapis yang meningkat tebalnya selama praestrus dan estrus. Pada daerah kranial vagina sapi betina, lapis permukaan dengan sel-sel silinder dan sel mangkok terdapat pada epitel pipih banyak lapis. Kelenjar intraepitel terdapat pada anjing betina selama birahi. Pada kuda betina , sel epitel berbentuk polihedral dengan sedikit lapis sel pipih pada permukaan. Lapis propria submukosa terdiri dari jaringan ikat longgar.
Tunika muskularis terdiri dari dua atau tiga lapis. Lapis dalam melingkar tebal terdiri dari otot polos dan dipisah menjadi dua berkas oleh jaringan ikat. Lapis luar tersusun memanjnag terdiri dari otot polos.
Tunika adventisia terdiri dari jaringna ikat longgar dan mengandung pembuluh darah, saraf dan ganglia. Hanya bagian kranial vagina yang masih dibalut oleh serosa. Sebagian sel-sel otot polos dari lapis luar vagina menyusup ke daerah subserosa sehingga disebut muskularis serosa. ( Dellman Brown, 1992 )
IV. Hormon di organ genital femininna
pada sapi corpus luteum diperlukan selama periode kebuntingan untuk mempertahankan kebuntingan dan kelahiran normal. Corpus luteum normal mengandung kurang lebih 270 mikrogram progesteron. Kadar progesteron dibawah 100 mikrogram di dalam corpus luteum tidak dapat mempertahankan kelangsungan hidup embrio. Kadar progesteron didalam plasma darah perifer rata-rata 30 milimikrogram perml dari hari ke 16 sampai hari ke 284 masa kebuntingan. Hormon progesteron penting untuk pertumbuhan kelenjar endometrium dan sekresi susu uterus, pertumbuhan endometrium dan pertautan placenta untuk memberi makan kepada foetus yang berkembang dan menghambat pergerakan uterus untuk membantu pertautan placenta.
Sejumlah estrogen dari ovarium atau placenta diperlukan untuk memperkuat pengaruh progesteron. Pada akhir kebuntingan estrogen diperlukan dalam jumlah banyak untuk perkembangan kelenjar susu, pengenduran ligamen-ligamen pelvis, memprakarsai tonus uterus dan mensensitifkan uterus terhadap oxytocin.
Hormon lain yang penting adalah hormon luteotropik (LTH) dari kelenjar hipofisa anterior. LTH perlu untuk mempertahankan corpus luteum dan sekresi progresteron.
( Mozez, 2006 )
DAFTAR PUSTAKA
- Sigid, Koeswinarning. 1980. Anatomi Veteriner. Bogor : FKH IPB
- Djuhanda, Tatang. 1981. Embriologi Perbandingan. Bandung : Armico
- Teolihere, Mozes. 2006. Ilmu Kebidanan pada Ternak Sapi dan Kerbau.
Jakarta : UI-Press
- Brown, Dellman. 1992. Buku teks Histologi Veteriner. Jakarta : UI-Press
- Anonim. 2007. Anatomi Komparatif. Yogyakarta : FKH UGM
- Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta : UGM Press