Rabu, 03 Februari 2010

  1. anatomi perkembangan organ sensori

(sumber : Wildan Yatim, 1994)

sensori penglihatan : mata

optic vescle setentang dengan lens pit, sepasang kiri kanan otak. Mula terbentuk optic vesicle itu memiliki hubungan dengan diencephalon, disebut optic stalk. Kemudian bagian terluar mengadakan invaginasi, berbareng dengan berinvaginasinya lens pit . terbentuklah optic cup, terdiri dari 2 lapis sel. Lapisan terluar disebut lapisan berpigmen, sebelah dalam lapisan retina. Lapisan berpigmen tumbuh  menjadi lapisan choroid, sedang lapisan retina jadi lapisan retina definitif.

            Optic stalk kemudian menyusud, menjadi saraf mata (nervus opticus).

            Lens pit terus berinvaginasi membentuk lens vesicle di tentang optic cup. Hubungan vesicle ini kemudian terputus dari ectoderm sehingga terbentuklah bakal lensa. Sel-sel mesenkim menyelaputi optic cup, menghasilkan lamina vasculosa choriodea, seelera cornea, dan cairan humor aqueus dan humor vitreus. Otot mata pun tumbuh dari mesoderm dan iris tumbuh dari optic cup.

 

Sensori kecap : Lidah

Placode calyculi gustatoni pada mammalia terutama terdapat pada lidah. Tumbuh berupa penebalan di bawah epitel. Placode indra berasal dari endoderm. Placode ini terdapat bersebar di bawah sel epitel permukaan. Kemudian tumbuh jadi taste bud yang mengandung sluran bermuara di permukaan lidah atau mlut. Sel-selnya akan berdifferensiasi menjadi sel kecap dan sel penunjang.

Sensori peraba : kulit

Bumbung ectoderm mula-mula terdiri dari epidermis. Tumbuh menjadi 2 lapis sel : periderm dan stratum germinativum. Periderm sebelah luar, stratum germinativum sebelah dalam bersel kubus berinti besar. Sel-sel mesenkim kemudian muncul di bawah epidermis. Ada yang dari somatic mesoderm hypomere ada pula dari dermatone epimere. Pada banyak vertebra kulit kemudian terdiri banya sel. Lapisan enamel sisik dan gigi juga tumbuh dari epidermis. Kelenjar peluh, minyak tumbuh dari epidermis. Warna kulit berasal dari chromatophore yang dihasilkandari neural cresa.

 

sensori pendengaran : telinga

telinga (organon auditus) mengalami perkembangan dari auris interna, auris media, dan auris externa.

  1. auris interna

telinga dalam berasal dari placode otic yang membenam membina vesicula oticus, terdiri dari :utriculus, sacculus, cochlea, dan canalis semicircularis. Sisa saluran bekas invaginasi itu ke luar tubuh di dorsal disebut ductus endolymphaticus. Ductus ini kemudian menyusut lalu hilang.

  1. auris media

telinga tengah berasal dari evaginasi pharynx dekat kantung insang I. Saluran bekas invaginasi itu tetap hadir sampai kelahiran disebut tuba Eustachii. Bersamaan dengan proses invaginasi, arcus visceralis membentuk inkus, sedang arcus visceralis II membentuk maleus dan stapes.

  1. auris externa

telinga luar berasal dari invaginasi epidermis di daerah antara arcus visceralis I dan II. Lantai invaginasi yang bertemu dengan auris media membentuk lapisan tipis disebut membrana tympani (selaput gendang).

 

 

 

 

Sensori pembau : hidung

     Indra pembau (organon olfaktus ) berasal dari placode nasus pada tiap samping antero ventral caput dekat invaginasi stomodeum. Placode nasus akan berinvaginasi ke daerah pharynx. Rongganya disebut cavum nasi, lobang keluar nares, dan lobang ke pharynx choanae.

 

  1. struktur anatomi

sensori pendengaran : telinga


                       

            telinga dapat dibedakan menjadi tiga bagian berdasarkan anatomi nya, yaitu: telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

 

  1. telinga luar

telinga luar mengumpulkan gelombang bunyi ke meatus auditorius eksternus. Pada

beberapa hewan telinga dapat bergerak seperti antena radar yang mencari sumber bunyi. Dari meatus, kanalis auditorius eksternus berjalan ke dalam menuju membran tympani ( Ganong,2002).

 Membran tympani , yang disebut juga gendang telinga, memisahkan telinga luar dan telinga tengah.  Sebagian dari tulang temporalis, procesus mastoideus, terletak di belakan gdan dibawah di bawah saluran luar ( Corwin, 2000).

Dasar dari telinga luar  terdiri dari tiga kartilago, yakni kartigago konkal, skutiformis,

dan kartilago anuler. Kartilago konkal merupakan kartilago terbesar, bentuknya menyerupai kerang laut, dan merupakan corong gelombang suara memasuki saluran telinga.. kartilago skutiformis terletak pada permukaan superficial dari otot temporalis dan melekat pada telinga extrinsik. Beberapa otot melekat pada kartilago konkal dan beberapa melekat tidak langsung pada kartilago skutiformis. Otot-otot extrinsik telinga diinervasi oleh saraf fasial (kranial keVIII). Telinga bagian externa menerima sensasi dari saraf trigeminus, fasial,dan saraf vagus. (Frandson, 1992)

.           -mikro-Lumen saluran auditori luar memiliki kontur yang tidak teratur, disebabkan oleh lipatan kulit permanen dengan sel-sel lemak di tengahnya. Campuran sebum dengan sekreta kelenjar serumen dan sel yang terkelupas dari epitel pipih banyak lapis membentuk kotoran telinga.(Delman, 1992)

 

  1. telinga tengah

 telinga tengah adalah rongga beisi udara di dalam tulang temporalis yang terbuka melalui tuba Eustachii ke nasofaring dan melalui nasofaring keluar. Tuba biasanya tertutup. Tetapi selama mengunyah, menelan, dan menguap saluran ini terbuka, sehingga tekanan udara di kedua sisi gendang telinga seimbang.( Ganong, 2002)

            -mikro-. Ruang timpani yang berisi udara, memiliki tiga tulang pendengaran dengan otot serta ligamen, dibalut oleh epitel pipih selapis atau epitel kubus sebaris menopang lapis jaringan ikat tipis. Beberapa sel epitel memiliki silia, terutama yang tersebar di lantai rongga tersebut.(Delman, 1992)

 

  1. telinga dalam

telinga dalam adaalah suatu organ kompleks yang terdiri dari dua struktur, yakni labirin bertulang di sebelah luar dan labirin membranosa di bagian dalam. Labirin bertulang dipisahkan dari labirin membranosa oleh cairan kental disebut perilimfe. Labirin membranosa terisi oleh cairan endolimfe. Di labirin bertulang terdapat koklea, vestibulus dan kanalis semisirkularis.(Corwin, 2000)

            labirin membranosa juga mencakup tiga buah saluran semi sirkuler, sebuah di dalam setiap saluran oseosa semi sirkuler. Dua kantung membran yaitu utrikel dan sakule adalah bagian labirin membranosa dan terletak dalam vestibula. Kedua ujung dari setiap saluran semisirkuler terbuka ke arah dalam utrikel. Utrikel ini jg berhubungan dengan sakule melalui duktus endolimfatik. Selanjutnya sakule berhubungan dengan koklea membranosa.( Frandson, 1992).

Koklea. Bagian koklea labirin adalah saluran melingkar yang pada manusia panjangnya 35mm. Membran basilaris dan membran Reisner membentang sepanjang saluran ini dan membagi menjadi 3 skala. Skala vestibuli di bagian atas dan skala timpani di bagian bawah mengandung perilimfe dan berhubungan satu sama lain di apeks koklea melalui sebuah lubang kecil yang disebut helikotrema. Skala timpani berakhir di fenestra rotundum, sebuah foramen di dinding medial telinga tengah yang tertutup oleh membran timpani sekunder. Skala media, ruang koklea tengah bersambungan dengan labirin membranosa dan tidak berhubungan denga skala lainnya dan mengandung endolimfe.(ganong, 2002).-mikro-.

            Vestibulum. Vestibulum merupakan rongga kecil berbentik lonjong berbatasan dengan dinding medial ruang timpani. Ke arah rostral  berkomunikasi dengan koklea dan ke arah kaudal dengan saluran semisirkular. Dinding medial memiliki utrikulus selaput dan sakulus. Kedua struktur tersebut dihubungkan oleh saluran utrikulosakulus. di daerah tertentu dalam labirin berselaput, sel-sel epitel pipih berubah menjadi silinder tinggi. Ini merupakan daerah neuroepitel utrikulus, sakulus, dan ampula dari saluran semisirkuler.( Delman, 1992).

 

sensori pembau : hidung

Tunika mukosa olfaktorius membentuk daerah kaudodorsal rongga hidung, termasuk beberapa daerah konka etmoidalis, meatus nasalis dorsalis dan septum nasi. Sel olfaktorius terlihat mencolok dibanding sel lain di hidung dengan epitel yang lebih tebal, banyak kelenjar terorientasi vertikal, serta banyak serabut saraf tanpa mielin dalam lamina propria.

mhtml:file://E:\Tugas%20Kuliah\bLoK%205\uP%203\Biologi%20-%20Indera%20Pembau.mht!http://free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/2-10e.jpg

Komponen olfaktori terdiri dari tiga jenis sel epitel kolumner kompleks bersilia : sel

basal, sel neurosensoris dan sel penunjang. Sel neurosensori olfaktori dewasa berbentuk neuron bipolar dengan perikarion di daerah basal epitel dengan dendrit mencapai lumen, sedang akson keluar dari epitel mencapai bulbus olfaktorius.

(Brown dan Dellman.1992)

Keseimbangan

Di kedua sisi kepala, terdapat kanalis-kanalis semisirkularis yang tegak lurus dengan yang lain. Di dalam kanalis tulang, terbentang kanalis membranosa yang terendam dalam perilimfe. Terdapat struktur reseptor, krista ampularis, di ujung tiap kanalis membranosa yang emlebar ( ampula). Krista terdiri dari sel rambut dan sel subtentakularis yang dilapisi oleh pemisah gelatinosa (kupula) yang menutup ampula.(Ganong, 2002)

-mikro-.neuroepitel terdiri dari sel bulu sensori dan sel penunjang. Secara ultrastruktur dapat dibedakan dua tipe sel sensori. Sel-sel tipe I berbentuk labu dengan leher mengecil, bagian yg bulat tertanam dalam jalinan  serabut saraf terminal eferen yang mengadakan kontak degan ujung saraf eferen yang mengandung banyak gelembung yang memiliki efek penghambat. Sel tipe II berbentuk silinder, basis nya mendapat inervasi serabut aferen dan eferen.(Delman, 1992)

 

  1. mekanisme kerja (fisiologi)

pendengaran

Getaran suara akan menggetarkan udara dan akan dikumpulkan dalam pinna. Getaran akan diteruskan ke dalam telinga dan akan menggetarkan membran timpani selanjutnya ke tulang pendengaran dan menuju tingkap oval. Getaran kemudian disalurkan ke dalam saluran vestibular koklea yang kemudian akan menggetarkan perilimfe di dalamnya. Getaran akan menggetarkan membran basal organ Corti yang memiliki sel rambut. Gerakan sel rambut menyapu membran tektorial akan mengakibatkan perubahan posisi rambut dan menyebabkan pembukaan kanal K+ sehingga memacu depolarisasi yang kemudian di teruskan ke saraf akustik menuju otak. Getaran akan diteruskan menuju tingkap bundar melalui saluran timpanik.

Intepretasi tinggi – rendah nada dilakukan di otak dengan “pembacaan” pertama dilakukan di koklea. Dari basis sampai apex koklea terdapat gradasi panjang dan kelenturan serabut dimana makin menuju apex akan makin panjang dan lentur. Hal tersebut berperan dalam “pengambilan nada” pada daerah spesifik untuk bervibrasi pada frekuensi spesifik. Perangsangan yang berbeda pada sel – sel rambut dipersepsikan di otak sebagai bunyi dengan tingi nada tertentu. Untuk daerah basis koklea akan mengambil nada tinggi yang berfrekuensi tinggi dan panjang gelombang yang pendek. Makin menuju apex, pengambilan nada makin rendah dengan frekuensi makin rendah maka panjang gelombangnya pun makin panjang.(Cambell, 2003)

 

Pembauan

Sensasi bau dihasilkan oleh sel-sel reseptor yang disebut sel-sel olfaktorius yang melaipisi membran mukosa hidung. Sel-sel olfaktorius mengandung silia yang mengalami depolarisasi apabila diikat oleh zat-zat kimia tertentu yang sesuai dengan bau terentu di udara. Beberapa jenis silia mengalami hiperpolarisasi sebagai respon terhadap bau tertentu. Reseptor-reseptor olfaktorius cepat beradaptasi terhadap rangsangan yang kontinyu. Sel-sel olfaktori sebenarnya adalah sel-sel susunan saraf pusat. Depolarisaasi sel-sel ini menyebabkan potensial aksi di lobus olfaktorius otak.( Corwin, 2000).

 

Keseimbangan

Daerah neuroepitelial yang khusus untuk menerima stimulus yang berkaitan dengan keseimbangan dan pergerakan terdapat di bagia vestibular dari labirin membranosa. Ini terbntuk dari sel penyangga yang bercampur dengan sel-sel rambut.

Wilayah yang peka dari sakula dan utrikel yang dikenal sebagai makula akustika berkaitan dengan keseimbangan statis. Permukaan setiap makula tertutup dengan membran gelatin yang disebut otolith.

Impuls yang dihantarkan oleh bagian vestibula dari saraf vestibulokoklea bertanggungjawab atas terjadinya pergerakan refleks mata, kepala. Makula utrikel menyajikan masukan sensoris ke otak mengenai posisi kepala. Otolit CaCo3 yang relatif berat dan terletak pada rambut dalam masa gelatin menghasilkan rangsangan pada sel rambut pada saat kepala bergerak.selanjutnya sel-sel rambut akan berorientasi ke jurusan yang berlainan pada makula, dan begitu pula kelompok sel rambut yang berbda memberikan respon terhadap kemiringan yang berbeda dari kepala. Impuls serabut saraf yang dihasilkan dipancarkan ke nukle di dalam tangkai otak dan ke serebelum.

Saluran semisirkuler hanya mengindra permulaan rotasi kepala serta saat berhentinya rotaasi tersebut. Pada saat kepala rotasi, endolimfe cenderung untuk mepertahankan posisi di dalam saluran. (Frandson, 1992 )

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Brown dan Dellman.1992.Buku Teks Histologi Veteriner II.Jakarta : UI-Press

Campbell dkk.2003.Biology jilid 3.Jakarta : Erlangga

Corwin, Elizabeth. 2000. Patofisiologi. EGC : Yakarta

Ganong, William. 2002. Fisiologi Kedokteran. EGC : Jakarta

Frandson. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. UGM Press : Yogyakarta

Wildan, Yatim. 1990. Reproduksi dan Embriologi. Penerbit Transito: Bandung.

                                         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar