Rabu, 03 Februari 2010

  1. struktur anatomi

I.                    MATA

-makro-

 EYEBALL

Lapisan pelindung luar bola mata yaitu sklera, dimodifikasi di bagian

anterior untuk membentuk kornea yang tembus padang, dan akan dilalui berkas sinar yang masuk ke mata. Di bagian dalam sklera terdapat koroid, lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah yang memberi makan struktur dalam bola mata. .selain itu  ada koroid terdapat tapetum lucidum untuk beberapa jenis vertebrata terutama yang nokturnal. Tapetum lucidum merupakan lapisan reflektif yang mengingkatkan absorpsi cahaya oleh retina dalam keadaan yang sedikit cahaya.

Retina melebar ke depan dan hampir mencapai korpus siliaris.

Struktur ini tersusun dalam 10 lapisan dan mengandung sel batang dan sel kerucut, yang merupakan reseptor penglihatan, dan 4 jenis neuron : sel bipolar, sel ganglion, sel horizontal, dan sel amakrin.  Unsur-unsur saraf pada retina diikat oleh sel-sel glia yang disebut sel Muller. Di kutub posterior mata terdapat sebuah bercak berpigmen kekuningan, yaitu makula lutea. Ini adalah fovea sentralis, bagian retina yang menipis dan bebas sel batang. Di tempat ini dipadati oleh sel kerucut, yang masing-masing bersinaps dengna satu sel bipolar yang kemudian akan bersinaps dengan sel ganglion, sehingga membentuk jalur langsung ke otak.

Lensa kristalina adalah struktur tembus pandang yang di fiksasi

oleh ligamentum sirkuler lensa (zonula zinili). Zonula melekat di bagian anterior koroid yang menebal, yang disebut korpus siliaris. Korpus siliaris mengandung serat-serat otot melintang dan longitudinal yang melekat dekat dengan batas korneasklera. Di depan lensa terdapat iris yang berpigmen dan tidak tembus pandang. Iris mengandung serat-serat sirkuler yang menciutkan dan serat-serat radial yang melebarkan pupil. Iris merupakan struktur yang mengalami pigmentasi pada mata dan membentuk tirai untuk mengontrol jumlah cahaya yang masuk ke mata. Pupil merupakan lubang di pusat iris yang berguna dalam pemasukan cahaya. Pupil berwarna hitam dikarenakan tidak ada cahaya yang direfleksikan keluar mata. Ukuran pupil mampu dirubah dengan kontraksi dua macam otot polos :

-         Otot spiral/sfingter pupila yang memperkecil ukuran pupil dan diinervasi oleh saraf okulomotor parasimpatik.

-               Otot radial yang melebarkan pupil dan diinervasi oleh saraf simpatik dari ganglio cervical cranial.

Ruang antara lensa dan retina sebagian besar terisi oleh zat gelatinosa

jernih yang disebut vitrous humor. Aqueous humor, suatu cairan jernih yang memberi makan kornea dan lensa, dihasilkan di korpus siliaris melalui proses difusi dan transpor aktif dari plasma. Cairan ini mengalir melalui pupil untuk mengisi kamera okuli anterior. Dalam keadaan normal, cairan ini diserap kembali melalui jaringan trabekula masuk ke dalam kanalis Schlemm, suatu saluran venosa di batas antara iris dan kornea.( Ganong, 2002)

-mikro-

            Mata terdiri dari tiga lapis tunika :

-      Tunika fibrousa oculi; merupakan bagian superficial yang terdiri dari sklera dan kornea. Sklera merupakan jaringan ikat dipenuhi serabut kolagen.

-      Tunika vasculosa oculi; merupakan lapis kedua yang terdiri iris, badan siliaris, dan koroid. Koroid dipenuhi pembuluh darah, menjadi pewarna gelap pada bola mata yang berguna dalam meredam refleksi cahaya.

-      Tunika nervosa oculi; terdiri dari retina beserta serabut saraf optik yang merupakan lapis paling profundus.

(en.wikipedia.org)

Retina terdiri atas sel conus, rod, sel amakrin, sel horizontal, sel

bipolar dan ganglion yang menuju nervus optik. Retina dan koroid sendiri terbagi atas banyak lapis : (1) membrana limitans eksterna; (2) lapis serabut saraf; (3) lapis sel ganglion; (4) lapis pleksiform dalam; (5) lapis nuklear dalam; (6) lapis pleksiform luar; (7) lapis nuklear luar; (8) membrana limitans eksterna; (9) lapisan sel conus dan rod; (10) lapisan epitelium berpigmen; (11) korioka pilaris; (12) jaringan ikat dan atau tapetum lusidum; (13) lapis vaskuler; (14) lapis suprakoroid.

(Brown Dellmann.1992)

II.                 LIDAH

-makro-

            Anatomi indera pengecap terkait dengan organ pencernaan.

Peranan penting indera pengecap terkait pada taste bud/kuncup kecap. Kuncup kecap sangat berlimpah yang tertanam dalam papila. Papila adalah membran mukosa yang enjulur ke rongga pipi dan mengalami kornifikasi.

Ada beberapa macam papila, tetapi hanya ada beberapa jenis saja yang

memilki taste bud :

- Papila Fungiformis; berbentuk jamur.

- Papila Sirkumvalata; papila terbesar, jumlah sedikit.

- Papila Foliata; berbentuk daun, tidak mengalami kornifikasi.

(Petunjuk Praktikum Mikroanatomi Blok 3 : Sistem pencernaan)

Ribuan kuncup kecap tertanam pada papila dalam lingua, pallatum, epiglotis dan faring.

(http://www.starsandseas.com/SAS%20Physiology/Neurology/Taste.htm)

-mikro-

Gema gustatoria adalah kuncup pengecap berupa badan oval pucat dalam

epitelium lidah yang lebih gelap. Sel ini bukan sel saraf tapi merupakan sel epitelium termodifikasi.


Sel fusiform sedikit lebih dasarnya daripada apex. Apex menyempit

pada lubang kecil di lapis superficial epitel yang disebut pori kecap.

Ada tiga macam sel; sel penyokong/sustentakular, sel pengecap dan

sel basal. Sel penyokong terletak di perifer kuncup kecap.

Sel pengecap neuroepitel di antara dan lebih ke pusat (ke tengah),

sel lebih pucat, jumlahnya 10 – 14 sel/kuncup kecap. Sel penyokong dan sel pengecap neuroepitel memiliki mikrovili apikal panjang atau rambut kecap yang menonjol ke dalam pori kecap.

Sel basal terletak di perifer dekat lamina basal dan dianggap

sebagai sel stem sel lainnya.

(Lab Mikroanatomi dan Embriologi FKH UGM.2008)

lidah merupakan penjuluran lantai rongga pipi ke cranial ditutupi oleh membrane mukosa kutanea dengan otot skelet

papilla filiformis : jumlahnya banyak, punya kornifikasi, berbentuk seperti duri mawar melengkung ke kaudal, porosnya tersusun dari lamina propria mukosae.

Papilla lentiformis :  banyak ditemukan 1/3 kaudal dorsum lidah.

Papilla fungiformis : kornifikasi tidak setebal dengan yang lain, fungsi mekanis dan pengecap.

Papilla sirkumvalate : papilla terbesar, banyak kuncup pengecap

Papilla foliate : mempunyai kuncup pengecap, epithelium non kornifikasi

 

III.               KULIT

Kulit terdiri atas 2 lapis : lapis atas dari epitel skuamosa terstrata yaitu

epidermis dan lapis yang lebih dalam dari jaringan ikat iregular yang rapat yaitu dermis(korium). Struktur epidermal termodifikasi seperti rambut, tanduk, kuku chesnut, dan ergot.

            Epidermis. Epidermis adalah epitel skuamosa terstrata yang

kebanyakan daerah dapat dibagi menjadi lapis berkembang bagian dalam stratum germinativum (basal) dan lapis superfisial yang menyerupai tanduk stratum korneum. Stratum basal mengikuti kontur lapisan papiler alas dari dermis. Sel-sel epidenmal bentuknya sel-sel kolumnar atau kuboidal yang mengalami mitosis di dalam lapisan epidermis dan sel-sel pipih dari stratum korneum.

            Dermis. Dermis yang disebut juga korium dapat dibagi menjadi

lapis papiler dan terdiri atas pematang dan penjuluran yang menyerupai nipel serta lapis retikuler yang lebih dalam dan membentuk bagian utama dari dermis. Arteri, vena, kapiler dan limfatik kulit terkonsentrasi di dalam dermis. Saraf simpatetik dari komunikan rami kelabu dari saraf spinal mensuplai pembuluh darah perifera, glandula keringat, glandula sebasea dan otot-otot pili arrector di dalam dermis.

           

 

Hipodermis. Hampir di seluruh bagian tubuh, dermis terpisah dari

struktur di bawahnya seperti tulang dan fasia dalam oelh suatu lapis jaringan ikat. Jaringan ikat areolar yang dikenal sebagai fasia superfisial, subkutis atau hipodermis adalah penting karena memungkinkan pergerakan kulit tanpa sobek.

            Rambut. Folikel rambut berkembang pertama-pertama sebagai

suatu penebalan dan kemudian suatu pertumbuhan ke dalam dari epidermis ke dalam korium kulit. Ini membentuk suatu kolom sel-sel epitelial dengan suatu perbesaran bulbosa pada ujung dalam, dimana papila jaringan ikat mengalami invaginasi. Folikel rambut terdiri atas selaput jaringan ikat menyelimuti selaput epitel lapis dua. Selaput akar epitel internal menutup dengan erat akar rambut dan berlanjut dengna sel epitel yang menutupi papila. Selaput akar internal, bersambungan dengan epidermis dan menimbulkan glandula sebaseosa yang terkait dengan folikel rambut. Sel-sel yang menutupi papila itulah yang membentuk rambut. Pertumbuhan dan penggandaan sel-sel ini yang menyebabkan rambut menerobos folikel untuk tumbuh keluar.

       Saraf reseptor rasa sakit terletak di seluruh kulit dan jaringan ikat pada kornea.

 

 

 

 

Korpuskel pacini berguna sebagai reseptor tekanan dan menginformasikan ke otak bahwa ekstremitas telah bergerak.

 

 

Korpuskel taktil meissner tersebar pada ujung jari, bibir, permukaan kulit dan puting susu. Hanya distimulasi oleh sentuhan, korpuskel ini menginformasikan ke otak mengenai bentuk dan citraan perabaan

 

Krausse dapat ditemukan di bibir, lidah, konjungtiva dan lidah.

 

Rufini dapat ditemukan di seluruh permukaan kulit

http://www.starsandseas.com/SAS%20Physiology/Neurology/Touch.htm

           

  1. mekanisme kerja

I.                    MATA

Kerja Lensa

Saat cahaya melewati mata akan direfraksi dan diperlambat apabila

datangnya miring. Bila datangnya tegak lurus, hanya mengalami perlambatan. Derajat refraksi bergantung pada besar sudut datang cahaya dan indeks bias. Refraksi terjadi pada kornea, aqueosa humor, lensa dan vitreosa humor.

(Frandson, R. D..1992)

Akomodasi merupakan daya pengubahan bentuk lensa agar cahaya yang

tepat jatuh di retina karena keterbatasan ukuran mata. Lensa akan memipih saat melihat benda jauh sehingga bayangan jatuh di retina lebih ke arah rostral dibanding keadaan biasa. Saat melihat benda dekat, lensa akan menggembung sehingga bayangan jatuh tepat di retina lebih kaudal daripada keadaan biasa.

( en.wikipedia.org)

 

Daya akomodasi diatur oleh otot siliaris yang diinervasi saraf parasimpatik

nervus okulomotor. Bayangan yang jatuh di retina adalah nyata terbalik karena cahaya masuk secara menyilang.

(Frandson, R. D..1992)


Kerja Reseptor

Dalam retina mata terdapat sel reseptor berupa sel batang dan sel kerucut. Sel

batang/rod berguna dalam pengelihatan malam karena lebih sensitif terhadap cahaya sedikit. Pigmen penangkap cahaya pada sel batang adalah rodopsin. Rodopsin merupakan suatu komplak protein opsin dan retinol. Opsin merupakan protein dalam membran cakram pigmen. Retinol merupakan derivat dari vitamin A. Sel kerucut/conus berguna dalam pengelihatan siang dan penangkapan cahaya berdasar spektrum warna spesifik. Sel kerucut terdapat tiga jenis berdasar spektrum warna yang ditangkap yakni merah, biru dan hijau. Pigmen penangkap cahaya pada sel kerucut adalah iodopsin yang mampu terurai menjadi fotopsin dan retinol.

Pada keadaan gelap, cGMP berikatan dengan saluran ion natrium pada membran

sel batang dan mempertahankan saluran tetap terbuka. Kondisi ini menyebabkan depolarisasi, sehingga sel batang melepaskan neurotransmiter inhibitor yang menghambat penerusan rangsang ke saraf optik sehingga tidak terjadi intepretasi visual.

Ketika cahaya datang, maka retinol akan berubah konformasinya dari struktur

cis menjadi trans. Perubahan ini memacu perubahan konformasi pada opsin, mengaktifkan molekul penghantar sejenis protein G (transdusin), yang kemudian mengaktifkan enzim efektor yang mengubah cGMP menjadi GMP. GMP akan terlepas dari saluran ion dan menutup saluran ion. Penutupan ini berakibat pada hiperpolarisasi yang menghambat pelepasan neurotransmiter yang menyebabkan penurunan sinyal kimia ke sinapsis. Penurunan ini diintepretasikan sebagai sensasi visual yang menandakan bahwa sel batang terangsang cahaya. Pada keadaan gelap, enzim akan mengubah retinal kembali ke bentuk semula dan akan bergabung lagi dengan opsin membentuk rodopsin.

Pengelihatan sensasi warna yang melibatkan sel kerucut lebih komplek.

Penyerapan warna dilakukan oleh sel kerucut spesifik. Sel kerucut merah menyerap spektrum warna merah dan seterusnya. Dari tiga warna yang diserap (merah, hijau dan biru) akan dilakukan pembacaan warna tercampur. Pembacaan berdasar jumlah sel kerucut spesifik, contohnya untuk warna ungu maka yang terjadi adalah penyerapan warna merah dan biru oleh sel kerucut merah dan biru yang kemudian diintepretasi otak sebagai warna ungu.

Pada pisces, ampibi, reptil dan aves, sel kerucut sangat berkembang terutama

pada hewan diurnal. Pada spesies burung pemangsa seperti elang, bahkan memiliki ratusan ribu sel kerucut/mm2 retina. Pada mamalia terutama nokturnal, sel batang sangat berkembang.

Integrasi di Retina

Selama di retina, terjadi pengintegrasian tahap awal. Sel amakrin dan sel

horizontal bertugas untuk memudahkan integrasi visual secara lateral. Sinyal dari reseptor berjalan secara lateral dan vertikal. Dalam jalur vertikal, sinyal berjalan dari sel reseptor menuju sel bipolar dan terakhir menuju ganglion yang untuk selanjutnya diteruskan ke CNS. Sel horizontal meneruskan sinyal dari sel fotoreseptor ke sel fotoreseptor lain, sedang sel amakrin meneruskan rangsang dari sel bipolar ke beberapa sel ganglion. Sel yang berdekatan akan dirangsang dan sel yang berjauhan (terutama sel reseptor dan sel bipolar yang tidak terkena cahaya) akan dihambat, sehingga berkas cahaya nampak lebih terang dan sekitarnya yang gelap nampak lebih gelap. Integrasi ini disebut inhibisi lateral, mempertajam bagian tepi dan meningkatkan kontras bayangan.

Perjalanan Impuls Sensori

Pertemuan saraf optik dari kedua mata terjadi di kiasma nervi optiki yang

memiliki struktur sedemikian rupa sehingga sinyal dari mata kanan dihantarkan ke otak sisi kiri dan sebaliknya. Sebagian besar sinyal kemudian dihantarkan ke nukleus genikula lateral talamus kemudian berlanjut meuju korteks visual primer di lobus occipitalis serebrum.

(Campbell dkk.200)

II.                 LIDAH

Reseptor untuk pengecapan disebut papil pengecap. Papil pengecap terletak di lidah

dan melepaskan potensial aksi sebagai respon terhadap rangsangan kimiawi. Terdapat papil-papil pengecap khusus untuk berbagai sensasi rasa,. Pengaktivan reseptor yang berbeda-beda dengna tingkatan yang berlainan oleh zat-zat yang terpadat dalam makanan menghasilkan rasa yang beragam. Indera pengecapan mengawali pencernaan dan menimbulkan rangsangan untuk makan.

      Depolasisasi pail-papil pengecap menyebabkan pengaktivan saraf kranial V, VII,

IX, dan X. Saraf-saraf ini mengirimkan informasi ke talamus dan korteks serebrum tempat sensai diidentifikasi. Dapat terjadi adaptasi (penurunan pelepasan potensial aksi) papil-papil pengecap apabila rangsangan oleh suatu bahan kimia terjadi terus menerus.

 

III.               KULIT

Terdapat beberapa jenis reseptor taktil yang tersebar di seluruh tubuh. Semua

      Reseptor taktil adalah mekanoreseptor. Mekanoreseptor berespons terhadap perubahan bentuk dan penekanan fisik dengan mengalami depolarisasi dan menghasilkan potensial aksi. Apabila depolarisasinya cukup besar, maka serat saraf yang melekat ke reseptor akan melepaskan potensial aksi dan menyalurkan informasi ke korda spinalis dan otak. Reseptor taktil yang berbeda memiliki kepekaan dan kecepatan mengirim impuls yang berbeda pula.

            Sensasi taktil dibawa ke korda spinalis oleh satu dari tiga jenis neuron sensorik: serat tipe A beta yang besar, serat tipe A delta yang kecil, dan serat tipe C yang paling kecil. Kedua jebis serat tipe A mengandung mielin dan menyalurkan potensial aksi dengna sangat cepat; semakin besar serat semakin cepat transmisinya dibanding serat yang lebih kecil. Informasi taktil yang dibawa dalam serat A biasanya terlokalisasi baik. Serat C yang tidak mengandung mielin dan menyalurkan potensial aksi ke korda spinalis jauh lebih lambat daripada serat A.

            Hampir semua informasi mengenai sentuhan, tekanan, dan getaran masuk ke korda spinalis melalui akar dorsal saraf spnal yang sesuai. Setelah bersinap di spnia, informasi dengan lokalisasi dibawa oleh serat-serat A yang melepaskan potensial aksi dengan cepat (beta dan delta) di kirim ke otak melalui sistem lemniskus kolumna dorsalis. Serat-serat saraf dalam sisitem ini menyebrang dari kiri ke kanan di batang otak sebelum bersinaps di talamus. Informasi mengenai suhu dan sentuhan yang lokalisasi kurang baik di bawa ke korda spinalis melalui serat-serat C yang melepaskan potensial aksi secara lambat. Info tersebut dikirim ke daerah retikularis di batang otak dan kemudian ke pusa-pusat yang lebih tinggi melalui serat di sitem anterolateral.

(Corwin,2000)

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Brown dan Dellman.1992.Buku Teks Histologi Veteriner II.Jakarta : UI-Press

Campbell dkk.2003.Biology jilid 3.Jakarta : Erlangga

Corwin, Elizabeth. 2000. Patofisiologi. EGC : Yakarta

Ganong, William. 2002. Fisiologi Kedokteran. EGC : Jakarta

Frandson. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. UGM Press : Yogyakarta

Petunjuk Praktikum Mikroanatomi Blok 3 : Sistem pencernaan.

http ://en.wikipedia.org/wiki/eye.htm

http://www.starsandseas.com/SAS%20Physiology/Neurology/Taste.htm

 

                                         

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar