Rabu, 03 Februari 2010

  1. perkembangan system lokomosi

Tulang

secara membranous, yakni pembentukan tulang dengan jalan transformasi jaringna pengikat fibrosa. Tulang yang terbentuk secara membranous disebut juga tulang dermal. Serat kolagen mula-mula dimasuki zat ossein(protein tulang), lalu fibrblas mengalami transformasi menjadi osteoblas dan osteoclas. Osteoblast pembentuk tulang, osteoclas  peresap zat yang mau dirombak menjadi tulang.

(wildan, 1994)

Pertuimbuhan secara endokordal terdapat pada tulang sebelah dalam tubuh. Proses penulangan diawali dengan masuknya pembuluh darah membawa ossein dan mineral ke jaringna tulang rawan. Chondrosit menyusun diri menjadi jejeran lurus disusul dengan masuknya bahan kapur dan mineral lain ke matriks. Tulang akan terdiri dari lapisan-lapisan yang sebagian besar membentuk system havers. Dalam lacuna terletak osteosit-osteosit.

 

Otot

Myoblast tumbuh dari sel-sel mesenkim. Mioblast bertransmorfasi jadi sel-sel otot. Otot rangka tumbuh dari myotome, yang berjejer sepasang-sepasang tentang dan di kedua sisi tiap vertebrata. Tiap myotome membentuk 2 daerah otot pada truncus

Sejak Chordata rendah hingga mamalia selalu terbentuk jejeran yang berpasangan otot-otot rangka itu terutama pada truncus.

Otot-otot rangka berasal dari sel-sel mesenkim yang datang dari myotome, berjejer di bagian luar precartilage rangka dalam kuncup anggota. Otot-otot yang terdapat di kepala, ada yang berasal dari myotome ada pula dari prechorda.

Otot jantung tumbuh dari lapisan splanchnopleure. Otot polos ada yang dari dermatone dan juga splanchnopleure.

 

  1. struktur anatomi

Tulang Sejati

Skeleton terdiri dari tiga kelompok yakni axial skeleton (tulang bukan anggota gerak : cranium, columna vertebralis, sternum dan costae); apendiculer (tulang ekstremitas); dan visceral (tulang yang tumbuh dari jaringan lunak, contoh os. penis anjing).

Berdasar bentuknya, os/ossa dibagi menjadi empat : Ossa Longa, yang berbentuk panjang; Ossa Plana, yang berbentuk pipih; Ossa Brevia, yang pendek; Ossa Irregularia, yang tidak beraturan; Ossa Sesamoid, berbentuk mirip biji; Ossa Pneumatikus, mengandung celah udara dan sinusoid yang terhubung dengan lingkungan eksternal.

Cranium adalah skeleton yang membentuk kerangka dasar kepala. Cranium terdiri dari 2 komponen yakni ossa cranii yakni tulang – tulang pembentuk cavitas cranialis (terdiri dari os. occipitalis, os. interparietal, os. sphenoidea, os. ethmoidea, os. parietal, os. frontale, os. temporal) dan ossa facei yang membentuk wajah (os. maxilla, os. incisiva, os. palatine, os. pterygoidale, os. nasale, os. lacrimale, os. zygomaticus, os. conchae, os. vomer, os. mandibula, os. hyoideus).

Columna vertebralis menyusun tulang punggung, tidak berpasangan dan tidak teratur. Terdiri atas : vertebrae cervicales, vertebrae thoracales, vertebrae lumbalis, vertebrae sacralis, vertebrae caudalis.

Sternum dan costae membentuk pelindung cavum thoraks. Costae terdiri dari beberapa jenis : costae sternalis (menempel di sternum), costae asternalis (saling berkaitan oleh kartilago costae), costae fluctuantes (melayang).

Ekstremitas cranial dibentuk oleh empat regio : angulum membri thoracic (os. scapula, os. coracoid, os. clavicula); brachium (os. humerus); antebrachium (os. radius dan os. ulna); dan manus (carpal, metacarpal, digiti).Ekstremitas caudal dibentuk oleh empat regio : angulum membri pelumi/pelvis (os. illium, os. ischium, os. pubis); femur (os. femur); cruris (os. tibia, os. fibula) dan pedis (ossa tarsi, ossa metatarsi, digiti).

(Frandson, R. D..1992)

Sumber gambar : http://www.goddardvetgroup.co.uk/images/anatomy_physiology_1.jpg

Tulang diselubungi oleh periosteum yang terluar dan endosteum di bawahnya. Osteosit yang pipih dan memiliki banyak prosesus yang meluas ke dalam kanalikuli berada dalam lakuna. Lakuna berbentuk pipih seperti benang diantara lamela. Lamela yang mengelilingi kanalis Harversi bersama – sama membentuk sistem Harvers. Substansi intraseluler kaya akan garam Ca yang bertambah seiring pertambahan usia.

Sistem Harvers adalah struktur unit tulang, di pusat terdapat kanal osteon (vasa darah, syaraf vasomotor dan sel endosteum), perifer osteon dibatasi garis reversal. Vasa darah tulang dihubungkan dengan pembuluh darah di permukaan korteks endosteum dan periosteum melalui kanal perforans.


(Lab Mikroanatomi dan Embriologi FKH UGM.2008)

http://www.web-books.com/eLibrary/Medicine/Physiology/Skeletal/Skeletal.htm

Secara anatomi, tulang terbagi dalam bagian tulang kompak seperti yang telah dibahas di atas dan tulang spons. Tulang spons lebih ringan dengan kerapatan lebih rendah daripada tulang kompak. Tulang spons berbentuk tidak teratur dan menjadi tempat sumsum tulang merah.

   Sendi

Persendian dibedakan menjadi :

Sendi fibrosa; dimana tidak terdapat rongga sendi, tetapi tulang – tulang disatukan olah jaringan fibrosa. Terdiri dari : sendi sendesmois yang memungkinkan pergerakan kecil, sendi sutura yang menyatukan ossa cranii dan sendi gomfosis yang berarti artikulasi gigi.

Sendi kartilaginosa; dimana tidak mempunyai rongga sendi dan tulang disatukan oleh kartilago. Terdiri dari : sendi sinkondrisis yakni sendi yang tidak dapat bergerak, sendi simfisis yakni sendi yang pada alur median tertentu disatukan olah fibrokartilago seperti pada tulang – tulang pelvis.

Sendi sinovial(diartrodial); dimana memungkinkan terjadinya pergerakan.

Terdiri dari sendi ginglimus/engsel yang bergerak pada bidang sagital, sendi artrodial yang hanya memiliki gerakan luncuran ringan antar permukaan yang relatif rata, sendi trokoid(pivot) yakni gerakannya rotasi sekitar sumbu, sendi sferoid(eartroidal) yang memungkinkan gerakan ke semua jurusan, sendi kondilar yang seperti sendi engsel hanya memungkinkan gerakan lebih banyak, sendi elipsoid yang mempunyai permukaan sendi yang diperluas ke salah satu jurusan hingga berbentuk elips, sendi pelana yang memiliki permukaan menyerupai pelana.

(Frandson, R. D..1992)

Serabut kolagen menyusun berkas tendo primer yang tersusun teratur arah paralel. Berkas serabut terkecil disebut fasikulus tendineus yang diselimuti jaringan ikat longgar endotendineum. Tendosit banyak ditemkan di endotendineum, sitoplasma tipis, inti gelap, oval sampai tipis memanjang. Ditemui vasa darah dan syaraf. Kumpulan fasikulus membentuk berkas sekunder yang lebih besar dan dibatasi jaringan ikat longgar peritendineum, kumpulan berkas sekunder membentuk tendo yang dibungkus oleh epitendineum.

(Lab Mikroanatomi dan Embriologi FKH UGM.2008)

 

 

Otot

  1. otot rangka

otot rangka dihubungkan ke tulang melalui tendon. Dengan kontraksi otot rangka, tendong menggerakkan tulang. Kontraksi otot rangka dikontrol oleh neuron motorik dari korda spinalis. Setiap otot rangka tersusun dari banyak sel otot, yang disebut serat-serat otot. Otot rangka juga disebut otot serat lintang karena adanya garis lintang yang dapat dilihat di seluruh otot. Garis-garis lintang tersebut adalah subunit dari masing-masing serat otot; miofibril. Sebuah sel otot dibentuk dari banyak miofibril. Miofibril terdiri dari miofilamen. Miofilamen adalh unit fungsional sel otot.( Corwin, 2000)

          

( ganong, 2002)

                ( anonim, 2009)

  1. otot jantung

otot jantung (otot serat lintang involunter) mempunyai banyak sifat yang sama dengan sifat yang dimiliki serabut otot serat lintang volunteer. Jantung terbentuk dari sel-sel yang merupakan kesatuan-kesatuan terpisah, namun ada struktur unik yakni adanya cakram intercalated. Garis lintang otot jantung serupa dengan otot rangka dan terdapat garis-garis Z. Sejumlah besar mitokondria panjang ditemukan dekat fibril-fibril otot. ( ganong, 2002)

    

(ganong, 2002)

  1. otot polos

otot polos disebut juga otot involunter. Struktur dan fungsi otot polos di berbagai bagian  tubuh sangat beragam. Sel-sel otot polos merupakan fusiform (berbentuk kumparan) yang bersifat kontraktil dengan nucleus terletak di pusat. Ukuran serabut otot polos bervariasi. Bagian utama dari sel terdiri atas sarkoplasma. Tidak terdapat cross striation, myofibril atau sarkolema. Terdapat filament yang berwujud molekul aktin dan myosin. Bahkan terdapat juga sejumlah kecil troponin dan tropomiosin Secara umum otot polos dapat dibagi menjadi otot polos visceral dan otot polos multi unit.

(ganong, 2002)

 

  1. mekanisme kerja otot

kontraksi otot

kontraksi suatu otot terjadi apabila jembatan silang myosin berikatan dengan tempat spesifik di protein aktin.apabila hal ini terjadi maka sebuah molekul ATP yang terdapat di kepala myosin terurai oelh ATPase dan terjadi pembebasan energi. Energi digunakan untuk mengayunkan jembatan silang, sehingga filament aktin dan myosin bergeser satu sama lain. Hal ini memendekkan otot(menyebabkan kontraksi). Selama kontraksi otot panjang filament aktin dan myosin tidak berubah, tetapi pita I dan zona H memendek. Setiap kontraksi otot melibatkan beberapa siklus berulang pegeseran filament. Setiap kontraksi menimbulkan tegangan pada otot untuk bekerja.

Penggabungan eksitasi-kontraksi

Kontraksi suatu otot rangka bergantung pada rangsangan saraf. Apabila terjadi penyampaian potensial aksi oleh neuron motorik ke saraf otot rangka, maka neuron melepaskan asetilkolin ke dalam  taut neuromuskulus. Ach berdifusi ke daerah khusus di sel otot yang disebut end-plate. End plate dan reseptor di konsentrasikan untuk Ach. Ach berikatan dengan reseptor. Sehingga terjadi pembukaan saluran natrium yang terdapat di sel otot. Dengan terbukanya saluran ini, maka ion-ion natrium menyerbu masuk ke dalam sel sehingga terjadi depolarisasi dan mencetuskan potensial aksi. Potensial aksi disalurkan ke seluruh serat otot sehingga terjadi depolarisasi serat. Depolarisasi menyebt ke serat melalui tubulus kecil yang disebut tubulus transverses yang berjalan sepanjang taut antara pita A dan I.

Relaksasi otot

Serat otot melemas sewaktu kalsium dipompa kembali ke dalam retikulum sarkoplasma. Pemompaan kalsium adalah suatu proses aktif yang terjadi di membran retikulum sarkoplasma. Proses ini menggunakan energi yang berasal dari penguraian molekul ATP yang lain. Sewaktu kadar kalsium turun., maka troponin dan tropomiosin kembali menghambat pengikatan aktin serta miosin dan kontraksi otot berhenti.

( Corwin, 2000)

 

 

Kontaksi otot Jantung

Kontraksi otot jantung sangat serupa dengan kontraksi otot rangka, dengan pengecualian sebagai berikut:

Ø      sel-sel jantung dapat berkontraksi secara spontan, tanpa rangsangan saraf. Rangsangan saraf dapat meningkatkan atau menurunkan kontraksi jantung.

Ø      Terdapat dua sumber kalsium intrasel selama kontraksi otot jantung. Kalsium di lepaskan ke intrasel dari retikulus sarkoplasma dan ke dalam cairan ekstrasel  melalui saluran natrium kalsium. Dengan demikian kekuatan kontraksi jantung sangat bergantung pada kadar kalsium ekstrasel. Sebaliknya kontraksi otot rangka tidak bergantung pada kalsium ekstrasel.

Ø      Sel otot jantung dalam keadaan istirahat mengalami sedikit peregangan daripada yang diperlukan untuk menghasilkan tegangan maksimum.

 ( Corwin, 2000)

  1. proses biokimiawi otot

otot yang bergerak karena digunakan untuk bekerja memerlukan sejumlah energi. Dalam keadaan anaerob, asam laktat banyak terjadi sehingga menimbulkan rasa lelah dan dalam hal ini glikogen dalam otot berkurang. Dengna jalan beristirahat rasa lelah hilang, karena adanya O2 yang cukup maka proses kimia dalam siklus asam sitrat akan berjalan dengna baik dan hal ini mengakibatkan berkurangnya asam laktat dalam otot karena diubah kembali menjadi asam piruvat dan sejumlah glikogen disintesis kembali. Dalam otot terdapat juga senyawa berenergi tinggi yaitu  kreatinfosfat. Konsentrasi ATP dalam otot hanya sedikit sedangkan konsentrasi kreatinfosfat jauh lebih besar. Oleh karena itu kekurangan ATP dalam otot dapat diimbangi oleh adanya kreatinfosfat.

( Ana, 2006)

 

kontraksi otot jantung dan otot polos merupakan hasil dari peluncuran molekul aktin dan myosin secara bersama-sama. Filamen protein sebagaimana di otot rangka dalam peluncuran aktin dan myosin memerlukan ATP dan tidak terjadi kekurangan ion kalsium seperti di otot rangka. Tetapi keaslian dari ion kalsim intrasitoplasmik yang membolehkan kontraksi berbeda. Di otot rangka kalsium terpisah di reticulum sarkoplasma. Dimana ini merupakan kontraksi kuat sebagai kelanjutan dari potensial aksi, kalsium dipompa ke dalam reticulum sarkoplasma dan otot dalam keadaan istirahat. Di otot rangka  dibutuhkan sedikit ion kalsium ekstraseluler dan reticulum sarkoplasma penting untuk kontraksi kuat. Kedua tipe otot ini berisis reticulum sarkoplasma dengan ion kaslium terpisah, meskipun kurang  berkembang baik di otot polos. Dengan kedatangan potensial aksi di sepanjang membrane sel, maka  saluran terbuka untuk ion kalsium dan membolehkan pengaliran ion-ion kalsium ekstraseluler.

(anonym, 2007)

Asam laktat

Asam laktat merupakan senyawa kimia yang berperan pada berbagai proses biokimia dengan rumus kimia C3H6O3.  selama exercise yang intensive kebutuhan energi tinggi, laktat diproduksi lebih tinggi daripada kemampuan jaringan untuk membuangnya sehingga konsentrasi naik. Peningkatan konsentrasi laktat dapat di atasi dengan mengoksidasi laktat menjadi piruvat pada otot yang berkecukupan O2 sehingga piruvat dapat digunakan  secara langsung sebagai precursor pada siklus krebs selain itu laktat dikonversi menjadi glukosa melalui siklus Cori dalam organ hati melalui proses glukoneogenesis..

(aris, 2009)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Poedjiadi,ana. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI-Press

Brown dan Dellman.1992.Buku Teks Histologi Veteriner II.Jakarta : UI-Press

Campbell dkk.2003.Biology jilid 3.Jakarta : Erlangga

Corwin, Elizabeth. 2000. Patofisiologi. EGC : Yakarta

Ganong, William. 2002. Fisiologi Kedokteran. EGC : Jakarta

Frandson. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. UGM Press : Yogyakarta

Wildan, Yatim. 1990. Reproduksi dan Embriologi. Penerbit Transito: Bandung.

http://www.web-books.com/eLibrary/Medicine/Physiology/Skeletal/Skeletal.htm

Aris Haryanto.2009. kuliah Asam Laktat. Yogyakarta

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar