Rabu, 03 Februari 2010

    1. pembagian dan  penjelasan mengenai system saraf tepi berdasar anatomi dan fisiologi

. I. SISTEM SARAF SOMATIK

1. Saraf - saraf Tulang Belakang (Spinal Nerves)

Saraf tulang belakang yang merupakan bagian dari sistem saraf somatik; dimulai dari ujung saraf dorsal dan ventral dari sumsum tulang belakang (bagian di luar sumsum tulang belakang).Saraf -saraf tersebut mengarah keluar rongga dan bercabang-cabang di sepanjang perjalanannya menuju otot atau reseptor sensoris yang hendak dicapainya. Cabang-cabang saraf tulang belakang ini umumnya disertai oleh pembuluh-pembuluh darah, terutama cabang-cabang yang menuju otot-otot kepala (skeletal muscles (masuknya informasi-informasi sensoris ke sumsum tulang belakang) ). Soma sel dari axon-axon saraf tulang belakang yang membawa informasi sensoris ke otak dan sumsum tulang belakang terletak di luar sistem saraf pusat (kecuali untuk sistem visual karena retina mata adalah bagian dari otak). Axon-axon yang datang membawa informasi sensoriske susunan sarafpusatiniadalah saraf -sarafafferent. Soma-soma seldari axon yang membawa informasi sensoris tersebut berkumpul didorsal rootganglia. Neuron- neuron ini merupakan neuron-neuron unipolar. Batang axon yang bercabang di dekat soma sel, mengirim informasi ke sumsum tulang belakang dan ke organ-organ sensoris. Semua axon di dorsal root menyampaikan informasi sensorimotorik.

2. Saraf - saraf Kepala (Cranial Nerves)

Saraf -sarafkepala terdiri dari 12 pasang saraf kepala yang meninggalkan permukaan ventral otak. Sebagian besar saraf -sarafkepala inimengontrolfungsi sensorisdan motorik di bagian kepala dan leher. Salah satu dari keduabelas pasang tersebut adalah saraf vagus (vagus nerves /saraf yang "berkelana"), yang merupakan saraf nomor sepuluh yang mengatur fungsi-fungsi organ tubuh di bagian dada dan perut. Disebut "vagus" atau saraf yang berkelana karena cabang-cabang sarafnya mencapai rongga dada dan perut. 12 Saraf kepala tersebut adalah : Sensorik (I, II, dan VII), motorik (II, IV, VI, XI dan XII), sendangkan yang sensorik motorik (V, VII, IX dan X)  dibawah ini merupakan Tabel susunan syaraf kranial

No.

Nama

tipe

Asal

Lokasi distribusi

Fungsi umum

I

Olfaktori

serabut

Lobus olfaktorius

Selaput lendir dinding hidung

Penciuman

II

Optik

Indra

Retina mata

Talamus otak tengah

Penglihatan

III

Okulomotor

indra

Otak tengah

Otot mata

Daya akomodasi mata

IV

Troklear

Campuran

Otak tengah

Otot mata superior

Gerakan bola mata

V

Trigeminal

campuran

Jembatan varol

Kulit muka dan kepala

Rasa pada muka dan kepala

VI

Abdusen

campuran

Jembatan varol

Otot mata lateral

Gerakan bola mata

VII

Fasial

Campuran indra

Jembatan varol

Ujung syaraf pengecap, kelenjar ludah, wajah dan otot kepala

Pengecap, sekresi saliva,, ekspresi wajah

VIII

Stato akustik

indra

Jembatan varol

ventrikel ke IV

Saluran 3 setengah lingkaran dan vestibula telinga dalam

Keseimbangan dan pendengaran

IX

Glosofaringeal

campuran

medula

Saraf rasa, kelenjar parotis, otot faring, dinding arteri

Sekresi saliva, menelan, pernapasan, penyempitan pembuluh darah

X

Vagus

campuran

medula

Otot faring dan laring, organ dalam perut

Menelan, mempengaruhi saluran pencernaan, jantung paru-paru dan alat-alat tubuh bagian dalam

XI

asesorius

campuran

medula

Otot faring, laring, leher dan bahu

Gerakan leher

XII

hipoglosal

campuran

medula

Organ visceral

Membentk cbang kardiak dari vagus ke jantung, sensasi dari lidah

 

II.  SISTEM SARAF AUTONOM (AUTONOMIC NERVOUS SYSTEM)

Autonomic Nervous System (sistem saraf autonom) mengatur fungsi otot-otot halus, otot jantung, dan kelenjar-kelenjar tubuh (autonom berarti mengatur diri sendiri). Otot-otot halus terdapat di bagian kulit (berkaitan dengan folikel-folikel rambut di tubuh, di pembuluh- pembuluh darah, di mata (mengaturukuran pupil dan akomodasi lensa mata), di dinding serta jonjot usus, di kantung empedu dan di kandung kemih. Jadi dapat disimpulkan bahwa organ-

organ yang dikontrol oleh sistem saraf autonom memiliki fungsi untuk melangsungkan "proses vegetatif' (proses mandiri dan paling dasar) di dalam tubuh sistem saraf autonom terdiri daridua sistem yang berbeda secara anatomis,yaitu bagian sympatetik dan bagian parasympatetik. Organ dalam tubuh dikontrol oleh kedua bagian tersebut meskipun tiap bagian memberikan efek yang berlawanan. Contohnya, bagian sympatetik meningkatkan detak jantung, sedangkan bagian parasympatetik menurunkan detak jantung.

 

 

 

 

 

 

1.Saraf Sympatetik dari Sistem Saraf Autonom

Sebagian besar saraf sympatetik terIibat dalam aktivitas yang berhubungan dengan pengeluaran energi dari tubuh.Contohnyameningkatanalirandarah keotot-otot kepala, sekresi epinephrine (meningkatkan detak jantung dan kadar gula dalam darah) dan piloerection (ereksibulu/rambut pada mamalia atautegaknya bulu roma pada manusia) yang terjadi karena kerja sistem saraf autonom yang sympatetik selama periode peningkatan aktivitas. Soma sel dari neuron motorik sympatetik terIetak di substansia grisea dari sumsum tulang belakang di bagian thorax (dada) dan lumbar (panggul). Axonnyakeluarmelalui ventralroot.Setelahbertemudengansaraf-saraftulang belakang, axon tersebut bercabang dan melaluisympathetic ganglia Uangantertukar pemahaman dengan dorsal rootganglia). Ganglia berhubungan dengan ganglia didekatnya, yaitu di bagian bawah dan atasnya sehingga membentuk ikatan sympatetik (sympathetic chain). Axon-axon yang meninggalkan sumsum tulang belakang melalui ventral root disebut dengan neuron-neuron preganglion (preganglionic neuron), kecuali adrenal medulla yang axon preganglionnya masuk ke ganglia dari ikatan sympatetik, tetapi tidak semuanya bersynapsis ditempat tersebut. Beberapa neuron preganglion meninggalkan sumsum tulang belakang menuju ganglia sympatetik lain yang terIetak di organ-organ internal.Semua axon dari neuron pre ganglion ber sinapsis ke neurondi salah satu ganglia tujuannya. Neuron-neuron tempat bersinapsis disebut neuron postganglion (postgan- glionic neuron). Selanjutnya, neuron postganglion mengirim axon ke organ tujuart, seperti usus halus, perut, ginjal, dan kelenjar keringat.

 

2. Saraf Parasympatetik dari Sistem Saraf Autonom

Saraf parasympatetik dari sistem saraf autonom mendukung aktivitas tubuh yang berkaitan dengan peningkatan penyimpanan energi dalam tubuh.Memberikan efek-efek seperti salivasi, sekresi kelenjar pencernaan, dan peningkatan aliran darah ke sistem gastrointestinal.Soma sel yang mengandung axon-axon preganglion di sistem saraf sympatetik terletak di dua bagian, yaitu sel-sel saraf di saraf - saraf kepala (terutama saraf vagus) dan substansia grisea di sumsum tulang belakang bagian sacral. Ganglia parasimpatetik terIetak didekat organ tujuan; axon postganglion cenderung lebih pendek. Terminal button dari axon postganglion parasimpatetik mensekresikan acetylcholin

 

 

    1. Refleks

Refleks adalah suatu respon organ efektor yang bersifat otomatis atau tanpa sadar terhadap suatu stimulus impuls tertentu. Respon tersebut melibatkan suatu rantai yang terdiri atas 2 neuron membentuk lengkung refleks.(Frandson, 1992).

Gerak reflex terdiri dari 5 komponen. Jika satu saja dari 5 komponen ini tak terpenuhi, maka respon refleks terhadap stimulus akan diubah. Komponen ini adalah:

1.      Semua gerak reflex dimulai darai reseptor

a.       Fungsi utamanya adalah mentransduksikan energi lingkungan dan mengubahnya  menjadi aksi potensial pada saraf sensori

b.      Sebagai contoh adalah reseptor dari  retina mentransduksikan cahaya, pada kulit akam mentransduksikan panas, dingin, tekanan, dan stimulus cutaneous lainnya

c.       Pada transduksi akan dihasilkan aksi potensial disepanjang saraf sensori pada frekuensi yang proporsional dengan inensitas dari energi yang ditransduksikan

d.      Keproporsionalan antara intensitas yang mana reseptor distimulasikan dan frekuensi dari aksi potensial saraf sensori yang dihasilkan disebut sebagai frecuency coding

2.      Komponen reflex yang selanjutnya adalah saraf sensory (saraf aferen)

a.       Saraf ini membawa aksi potensial dari raseptor ke CNS

b.      Saraf ini memasuki spinal cord dari akar dorsal

3.      Komponen ketiga adalah sinapsis pada CNS

a.       Pada gerak reflex, biasanya ada lebih dari satu sinapsis. Walaupun begitu, ada sedikit monosinapsis seperti yang datang dari gelendongan otot

4.      Komponen keempat adalah saraf motorik (saraf eferen)

a.       Saraf ini membawa aksi potensial darai CNS ke target (efektor) organ

b.      Saraf motorik meninggalkan spinal cord melewati akar ventral

5.      Komponen kelima adalah organ target (effektor)

a.       Di sini terjadi respon atas suatu stimulus

b.      Biasanya organ yang memberikan gerak reflex adalah otot atau iris mata

 

            Meskipun refleks dapat melibatkan berbagai bagian otak dan sistem saraf otonom, refleks yang paling sederhana adalah refleks spinal. Refleks spinal digambarkan dengan refleks pemukulan ligamentum patela, sehingga menyebabkan otot lutut terentang. Pada refleks ini neuron propriseptor yang berkaitan dengan serabut-serabut otot quadriseps di rangsang oleh rentangan mendadak otot yang disebabkan oelh pemukulan lig patela. Impuls ini di hantarkan menuju  ke korda spinalis melalui akar dorsal dari saraf spinal yang bersangkutan. Impuls tersebut selanjutnya dipancarkan langsung ke neuron-neuron motoris yang sesuai pada bagian tanduk abu-abu ventral dari korda spinalis. Impuls tersebut akan bergerak ke serabut otot quadriseps femoris paha, sehinga otot itu berkontraksi. Apabila tempurung lutut tiba-tiba membengkok gerakan ini akan merentangkan otot quadriseps sehingga melahirkan refleks yang mengakibatkan otot tersebut berkontraksi.

      Gerak reflex dapat dibagi menjadi 2, yaitu:

1.      Reflex segmental

a.       Adalah refleks yang hanya melewati sebagian kecil dari CNS

b.      Contohnya adalah reflex peregangan otot dan reflex cahaya pada pupil karena hanya menggunakan segmen kecil dari spinal cord atau brain stem

2.      Reflex intersegmental

a.       Reflex ini menggunakan multiple segmen dari CNS

b.      Contohnya adalah respons propriosepsi karena aksi potensial saraf sensori jauh memasuki spinal cord dan belum akan berjalan kembali ke cerebral cortex sebelum responsi motorik dihasilkan. Respon motorik kembali melalui rute intersegmental yang sama

 

 (Cunningham,James G.2002.Textbook of Veterinary Physiology.W.B.Saunders;New York)

 

www.free-ed.net


 

www.biotopics.co.uk

Gerak reflex dibagi juga menjadi gerak reflex visceral dan gerak reflex somatic

1.      Gerak reflex visceral adalah gerak reflex pada organ dalam yang menyangkut sekresi kelenjar atau pergerakan otot polos pada jantung. Tujuan utamanya adalah memastikan proses tidak sadar dalam tubuh bekerja secara penuh. Contohnya adalah bernafas dan aliran darah

                 . Autonomic reflex arc

 

2.      Reflex somatik

Refleks dapat bersifat somatik, yaitu apabila organ efektornya terdiri atas otot serat lintang . refleks yang mempunyai arti penting terhadap regulasi fungsi viseral diselenggarakan oleh sistem saraf otonom.

Somatic reflex arc


 wwwmedicalookcom

Mekanisme Penghantar Impuls
Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut.
1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin.
Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik.
Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf.
Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.
2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.
Bagaimanakah penghantaran impuls dari saraf motor ke otot? Antara saraf motor dan otot terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan membran pra-sinapsis dan membran post-sinapsis yang terbentuk dari sarkolema yang mengelilingi sel otot. Prinsip kerjanya sama dengan sinapsis saraf-saraf lainnya.
Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf.
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.

    1. Neurotransmitter

Neurotransmiter adalah Substansi kimia yang berfungsi untuk menyampaikan, mengamplifikasi dan memodulasi signal/message antar neuron, atau antara neuron dengan sel yang lain

      Neurotransmiter dapat dibedakan menjadi

  1. neurotransmiter molekul kecil
  1. acetylcholin

Acetylcholine mrpk neurotransmiter pertama yang diidentifikasi.Acetylcholine adalah ester asam asetat dan choline dengan rumus kimia CH3COOCH2CH2N+(CH3)3.

Nama sistematik dari Ach adalah: 2-acetoxy-N,N,N-trimethylethanaminium

 Acetylcholine berfungsi sebagai neuromedulator baik PNS/CNS .  Pada PNS, ACh mengaktifasi otot dan merupakan neurotransmitter utama pada sistem saraf otonom, sedangkan pada CNS, Ach dan neuron yang terkait membentuk sistem kolinergik yang menyebabkan aksi eksitasi.

b. Monoamin: - epinephrin (E)

                      - norepinephrin (NE)

 

 

                      - dopamin (DA)

                      

Dopamin merupakan hormon dan neurotransmitter pada berbagai jenis hewan.

 Secara struktural Dopamin merupakan : 4-(2-aminoethyl) benzene-1,2-diol Pada Otak dopamin mengaktivasi 5 jenis reseptor yaitu:D1, D2, D3, D4, D5.

 Dopamin berfungsi untuk menghambat pelepasan Prolaktin Dopamin beraksi pada sistem saraf simpatis, untuk meningkatkan detak jantung dan tekanan darah Dopamin berperan juga dalam penentuan tingkah laku,  kognisi, aktivitas motorik, motivasi, tidur, mood, perhatian,dll

-          serotonin

-          Struktur serotonin

Serotonin (5-hydroxytryptamine, atau 5-HT) adalah suatu neurotransmitter monoamino yang disintesiskan dalam neuron neuron serotonergis dalam sistem saraf pusat (CNS) dan sel-sel enterochromaffin dalam saluran pencernaan.

 Serotonin disintesa pada tractus gastrointestinal (90%) dan disimpan pada trombosit. Berperan penting pada thermoregulasi, suasana hati, tidur, muntah, seksualitas, nafsu makan. Kekurangan serotonin menyebabkan beberapa gangguan, depresi, gelisah, cemas, migrain, irritable bowel syndrome, tinnitus, fibromyalgian, gangguan bipolar,

                      - melatonin

Senyawa alami yang hasilkan oleh glandula Pituitaria. N-[2-(5-methoxy-1H-indol-3-yl)ethyl]  ethanamide Mengatur  body's natural sleep rhythm. Membantu perasaan terjaga dan istirahat setelah tidur malam. Membantu melawan Jet Lag Mempunyai sifat antioksidan yang menguntungkan sistem immun tubuh.

 

c.Oligo aminoacid: - GABA

GABA merupakn neurotransmitter penghambat yang ditemukan pada  CNS dan retina berbagai spesies. GABA merupakan asam amino namun bukan protein.

 GABA bekerja dengan menghambat synaps pada otak dgn mengikat secara spesifik reseptor transmembran pada bagian pre dan post synaps. Sehingga menyebabkan pembukaan kanal ion yang menyebabkan masuknya Cl- kedalam sel dan Na+ keluar sel. Sehingga menyebakan perubahan negatif potensial transmembran yang menyebabkan hiperpolarisasi.

 Terdapat 3 kelas reseptor GABA:

*GABAA

*Reseptor metabotropik GABAB (G protein coupled receptor)

*Reseptor ianotropik GABAC

                            - Aspartat, Glutamat,

(ganong,2002)

 

d.   Purin    : ATP, GTP

  1. histamin

histamin ditemukan dalam sel-sel mukosa lambung dan di sel-sel yang mengandung heparin yang disebut sel mast yang banyak terdapat di lobus anterior dan posterior kelenjar hipofisis.

Histamin dibentuk melalui dekarboksilasi asam amino histidin. Ensim yang mengatalisis berbeda dengan asam amino L-aromatik dekarboksilase yang menyebabkan dekarboksilasi 5- hidroksitriptofan dan L- dopa. Histamin diubah menjadi metilhistamin atau menjadi asam imidazolasetat.

Terdapat 3 jenis reseptor histamin yang dikenal, yaitu h­­­­1, h2, h3 dan ketiganya diketemukan di jaringan tepi dan di otak. Seluruh reseptor h3 merupakan reseptor presinaptik  yang memperantari inhibisi pelepasan histamin dan transmiter lain melalui protein G, sedangkan reseptor h2 meningkatkan kadar cAMP intrasel.

( ganong, 2002)

  1. neurotransmiter ion tunggal : ion Zn
  2. peptida neuroaktif
    1. Vasopresin
    2. Stomatostatin
    3. Neurotensin
    4. Hormon LH
    5. Insulin
  3. neurotranmiter gas : NO dan CO

 

    1. Perubahan anatomi pada system saraf tepi
  1. cedera spinal

cedera spinal dapat berakibat pada paralisis, hiperrefleksia otonom, hilangnya sensasi, kontrol motorik, dan refleks.

Paralisis. Paralisis adalah hilangnya fungsi sensorik dan motorik volunter. Pada transeksi korda spinalis, paralisis bersifat permanen. Paralisis ekstremitas cranial dan caudal terjadi pada tanseksi korda setinggi c6 atau lebig tinggi dan disebut quadriplegia

Hiperrefleksia otonom. Kelainana ini ditandai oelh pengaktifan saraf-saraf simpatis secara refleks, yang menyebabkan tekanan darah. Hiperrefleksia otonom dapat timbul setiap saat setelah hilangnya syok spinal. Pada hiperrefleksia otonom tekanan darah dapat meningkat melebihi 200mmHg sistolik, sehingga terjadi stroke atau infark miokardium. Rangsangan yang biasanya menyebabkan hoperrefleksia otonom adalah distensi kandung kemih atau rektum, atau stimulasi reseptor-reseptor permukaan untuk nyeri.

 

  1. Sklerosis Lateral aminotropik

Merupakan suatu penyakit degeneratif neuron-neuron motorik atas dan bawah yang menyebabkan paralisis yang hampir total. Hilangnya neuron motorik tidak mencakup saraf kranialis II, IV, dan VI. Dengan demikian sebagian gerakan wajah termasuk berkedip tetap dipertahankan. degeneratif neuron-neuron motorik terjadi tanpa perdangan yang jelas. Walaupun mielin itu sendiri bukan tempat primer degenerasi, hilangnya akson saraf kemudian menyebabkan hilangnya mielin dan pembentukan jaringan parut.

 

  1. Sindrom Guillain-Barre

Sindrom Guillain Barre adalah suatu penyakit sistem saraf perifer yang ditandai oleh awitan paralisis atau paresis otot mendadak. Sindrom ini terjadi akibat serangan otoimun pada mielin, akson itu sendiri dapat rusak. Gejala-gejala itu sendiri menghilang setelah serangan otoimun berhenti dan akson mengalami regenerasi. Apabila terjadi kerusakan badan sel selama serangan, maka dapat terjadi ketidakmampuan yang permanen. Walaupun penyebab sindrom Guilain Barre tidak diketahui, penyakit ini biasanya muncul 1-4 minggu setelah infeksi virus atau imunisasi.

Pada awalnya yang terkena biasanya adalah otot-otot ekstremitas bawah, dengan paralisis berkembang ke atas. Otot-otot pernafasan dapat terkena sehingga terjadi kolaps pernafasan 

 

DAFTAR PUSTAKA

Ø      Ganong, William. 2002. Fisiologi Kedokteran. EGC : Jakarta

Ø      Frandson. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. UGM Press : Yogyakarta

Ø      Astuti., Pudji. 2007. Diktat Sistem Saraf dan Otot. Yogyakarta

Ø      Corwin, Elizabeth. 2000. Patofisiologi. EGC : Yakarta

Ø      Cunningham,James G.2002.Textbook of Veterinary Physiology.W.B.Saunders;New York

Ø      http://iqbalali.com/2007/04/29/sistem-syaraf/

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar