Anatomi Organ Genital Jantan
Testes
Testes adalah organ primer reproduksi jantan, seperti ovarium yang merupakan organ primer reproduksi betina. Testes dianggap primer karena menghasilkan sel-sel gamet (spermatozoa) dan hormon kelamin jantan (androgen, testosteron) . Testis berbeda dengan ovarium dalam hal bahwa semua gamet yang potensial tidak ditemukan saat lahir. Sel-sel germinativa yang terletak dalam tubulus seminiferus, mengalami pembelahan sel yang terus menerus untuk membentuk spermatozoa
Penurunan testes terjadi karena pemendekan dari gubernaculum, suatu ligamen yang meluas dari daerah inguinalis dan bertaut pada cauda epididimis. Pemendekan terjadi karena gubernaculum tidak tumbuh secepat pertumbuhan dinding tubuh. Testes tertarik lebih dekat dengan canalis inguinalis. Dalam beberapa kasus satu atau kedua testes gagal untuk turun. Jika ada testis yang turun, disebut cryptochid bilateral. Cryptochid bilateral adalah steril. Jika hanya satu testis yang turun dinamakan cryptorchid unilateral, biasanya fertil.
( anonim A,2004)
-histologi-
Tunika vaginalis
Bila testis diangkat dari skrotum, lapis parietal tunika vaginalis tetap melekat pada skrotum, sedang lapis viseral, pembalut peritoneum pada testis tetap bertaut pada kapsula testis di bawahnya. Lapis visceral tunika vaginalis terdiri dari mesotel dan jaringan ikat yang melekat pada tunika albuginea.
Tunika albuginea
Tunika albuginea merupakan kapsula yang padat, terdiri dari jaringan ikat padat tidak teratur. Pada kuda, babi, domba jantan sering tampak otot polos.
Mediastinum testis
Merupakan bagian tengah dari testes, dan merupakan perluasan dari rete testes. Secara sentral, septula testis berlanjut dengan jaringan ikat longgar daei mediastinum testis. Pada kuda jantan, mediastinum testis terbatas pada kutub kranial testis.
Parenkim
Lapisan ini terdiri atas tubuli seminiferi, lobuli, sel-sel interstial, saluran-saluran cairan testes dan spermatozoa.
Sel-sel Interstial
Merupakan jaringan ikat yang mengisi ruang intertubular mengandung pembuluh darah dan limfe, fibrosit, sel-sel mononuklear bebas dan sel-sel interstitial endokrin ( sel Leydig). Sel Leydig ini menghasilkan hormon androgen testikular (testosteron) pada babi jantan, juga mengandung hormon estrogen. Bentuk sel interstitial endokrin tidak teratur, sel-selnya polihedral dengan inti bulat dengan kandungan kromatin perifer.
( Dellman , 1992)
Scrotum dan Funiculus Spermaticus
Scrotum adalah kantong yang berlobi dua yang menyelubungi testes. Scrotum tersusun dari lapisan luar dari kulit yang tebal dengan banyak kelenjar keringat dan kelenjar minyak. Lapisan luar ini terbatas oleh suatu lapisan serabut otot polos, tunika dartos, yang berselangseling dengan jaringan ikat. Tunika dartos membagi scrotum menjadi dua kantong dan dipertautkan dengan tunika vaginalis pada dasar tiap kantong.
( anonim A, 2004)
Funikulus spermaticus menghubungkan testis dengan mekanime penyangga kehidupannya, yaitu arteri testis, dan plexus venosus yang mengelilinginya, serta batang-batang syaraf. Selain itu funiculus spermaticus tersusun dari serabut otot polos, jaringan ikat. Funikulus dan scrotum mempunyai fungsi dalam mengatur temperatur testes.
( anonim A, 2004)
Epididimis
Caput epididimis. Caput lebih besar dari bagian lain, terletak di atas testes. Pada sapi hidup bagian kepala tidak terlihat karena tertutup olej tenunan pengikat longgar dan kulit. Bagian capuit ini dapat digunakan sebagai orientasi untuk mencari vaas deferens pada vasektomi.
Corpus Epididimis. Corpus terentang lurus ke bawah, sejajar dengan vas deferens. Ukurannya jauh lebih kecil dari bagian caput. Sesampainya di bagian bawah dari epididimis berebelok ke atas sebagai cauda epididimis. Cauda Epididimis berupa tonjolan di ujung baeah dari testis. Lumen cauda lebih luas dari pada lumen corpus.
(Soebadi, 1987)
-histologi-
Lumen epdidimis hanya dilapisi oelh satu macam sel yaitu sel berambut silia yang tidak bergerak. Karena silianya tidak bergerak maka sel-sel ini disebut stereo silia. (Soebadi, 1987)
Struktur epidimis dilapisi tunika serosa (lapisan luar) diikuti dengan suatu lapis otot polos (lapisan tengah) dan lapisan epitel (lapisan paling dalam). ( anonim A, 2004)
Duktus Deferens
Ductus deferens (vas deferens) adalah pipa berotot yang pada saat ejakulasi mendorong dari epdidimis ke ductus ejakulatoris dalam uretra prostatik.
Duktus deferens meninggalkan ekor epididimis bergerak melalui kanal inguinalis yang merupakan bagian dari korda spermatik dan pada cincin inguinal interna memutar ke belakang, memisah dari pembuluh darah dan saraf dari korda. Selanjutnya dua dukuts deferens mendekati uretra, bersatu dan kemudian ke dorso kaudal kandung kemih, sera dalam lipatan peritoneum yang disebut lipatan urogenital. Uterus maskulinus yang merupakan lipatan genital di antara dua duktus deferens. (Frandson, 1992)
Ampulla
Ampula adalah pembesaran kelenjar pada bagian ujung duktus deferens. Ampula berkembang baik pada kuda jantan, sapi jantan dan domba jantan, sedikit pada anjing dan tidak ada pada babi. Kelenjar ampula ini bermuara ke dalam duktus deferens dan memberikan cairan semen. (Frandson, 1992)
Kelenjar Vesikuler (vesicula seminalis)
Vesicula seminalis adalah sepasang kelnjar yang biasanya bermuara dengan duktus deferens melalui bermacam-macam duktus ejakulatori ke dalam uretra pelvik kemudian ke kaudal leher kantong kancing. Vesicula seminalis pada kuda jantan berupa kantong yang berbentuk buah pear dan cekung, sedang pada sapi, domba, dan babi jantan merupakan kelenjar dengan lobus-lobus. Pada anjing tidak terdapat kelenjar ini. (Frandson, 1992)
Pada postmortem zat cair yang dihasilkan kelenjar ini berupa cairan yang agak kental dan lengket mengandung potasium, asam citrat, fruktose, dan beberapa macam enzim. Sekresi kelenjar ini merupakan 50% dari volume total dari satu ejakulasi yang normal. (Soebadi, 1987)
Kelenjar Prostat
Prostat merupakan suatu glandula atau kelenjar yang terletak disekitar dan disepanjang urethtra tepat posterior saluran ekskresi kelenjar vesicular. Badan kelenjar prostat tampak pada alat reproduksi yang dipotong dan dipalpasi pada sapi dan kuda. Pada domba, semen prostat terbenam di dalam otot-otot uretra dan hanya sebagian saja yang ditemukan pada babi dan sapi. Prostat dari babi lebih besar daripada sapi. Sekresi prostat kaya akan ion inorganik dengan NA, Cl, Ca, dan Mg.
( anonim A, 2004)
Kelenjar bulbourethra ( Cowpers)
Sepasang, letaknya lebih kaudal lagi dari kelenjar prostat. Baik kelenjar prostat maupun Cowpers terbentuk dari lobuli dan tiap-tiap lobuli berbentuk tabung. Tiap lobule dipisahkan dari yang lain oleh susatu dinding pemisah yang mengandung serabut-serabut urat daging. Sebelum kopulasi, sering terlihat adanya tetesan-tetesan cairan dari penis yang berasal dari kelenjar Cowper.
( Soebadi, 1987)
Penis
Penis adalah organ kopulasi pada jantan. Penis sapi, babi, dan domba mempunyai flexura sigmidalis, suatu lekukan berbentuk S pada penis yang menyebabkan penis tertarik secara sempurna ke dalam tubuh. Ketiga spesies ini dan kuda memiliki m.retraktor penis sepasang otot polos yang akan mengendor untuk membiarkan penis memamnjang dan mengencang untuk menarik penis kembali ke tubuh. M. Retraktor penis ini berasal dari vertebrae di daerah coccygae dan bersatu di bagian ventral tepat anterior flexura sigmoidalis. Glans penis yang merupakan ujung bebas penis, disuplai dengna syaraf-syaraf sensoris dan homolog dengan clitoris betina. Pada kebanyakan spesies pada penis adalah fibroelastis, yang berisis sedikit jaringan erektil daripada yang ditemukan pada sapi, babi, atau domba.
Jaringan erektil (penegang) merupakan jaringan berongga( cavernous) yang terletak dalam dua daerah penis. Corpus spongiosum penis ini adalah jaringan di sekeliuling urethra. Jaringan ini membesar dan tertutup oleh m.bulbospongiosum di dasar penis. Corpus cavernosum penis adalah suatu daerah dari jaringna berongga yang terletak dorsal corpus spongiosum penis.
(anonium A, 2004)
Parasit pada organ genital jantan
Chlamydiosis yang merupakan penyakitkelamin disebabkan oleh C. trachomatis.Bakteri ini hidup pada cairan vagina dan didalam semen. Penyakit ini disebut juga dengan penyakit tersembunyi karena seseorang bisa terinfeksi tanpa disadarinya. Gejalanya baru terlihat setelah 1 – 3 minggu terinfeksi. Dua gejala yang khas adalah keluarnya mukus dan pus dari vagina atau penis . Penularannya dapat melalui hubungan kelamin atau oral seks dengan pasangan yang menderita chlamydiosis. Penyakit ini termasuk luas penyebarannya di Amerika. Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit menyebutkan lebih dari tiga juta jiwa terinfeksi setiap tahun Gejala pada mamalia lain dapat berupa arthritis, konjungtivitis, enteritis bahkan sampai aborsi seperti yang terjadi pada domba C. psittaci bersifat patogen pada mamalia tingkat rendah karena dapat menyebabkan arthritis, konjungtivitis, enteritis, pneumonitis, aborsi dan enchephalomyelitis.
(anonim B,2009)
Mekanisme
Ereksi
Ereksi di bawah sistem otonom. Dengan rangsangan seksual, darah dipompa ke dalam dan terjebak untuk sementara di dalam corpus cavernosum penis dan corpus spongiosum penis. Penis kuda memiliki daerah cavernosa yang luas guna menambah besar penis diwaktu ereksi. Pada sapi jantan dan domba jantan, dan babi jantan ereksi menghasilkan perluasan?pemanjangan penis sedikit bertambah besar. Hewan-hewan ini mempunyai penis yang fibroelastik dengan daerah dari jaringan cavernosum yang kecil atau sempit. Corpus cavernosum penis lebih besar dan lebih penting daripada corpus spongiosum penis dalam menibulkan ereksi. Tekanan dalam corpus cavernosum penis sesaat sebelum ejakulasi mungkin lebih dari 15.000 mmHg pada sapi jantan dan 6500 mmHg pada kuda jantan. Energi untuk tekanan ini berasal dari m.ischiocavernosus, yang berkontreaksi untuk memompa darah ke dalam dan menjebaknya di dalam corpus cavernosum penis. Corpus cavernosum, penis ini erupakan suatu sistem tertutup tanpa lubang keluar.
(anonim A, 2004)
Ejakulasi
Di bagian pangkal uretra, yaitu yang meluas dengan urat daging licin pada dindingnya serta yang telah disebutkan di atas, bermuara kelenjar-kelenjar vesikularis, prostata, dan ampula dari vas defereens.
Dekat sebelum kopulsi terjadi, masa sperma yang berkonsentrasi tingi serta non motil dikeluarkan oleh ampula ke pangkal uretra yang meluas. Pada waktu yang sama keluar pula sekresi kelenjar-kelenjar vesikularis dan prostata, bercampur di bagian luas dari dari uretra itu. Dalam pada itu muara kandung urine yang disebut colliculus seminalis, telah lama tertutup; yaitu sebelum sperma dan sekresi-sekresi dari kelenjar-kelenjar vesikularis dan prostata masuk ke dalam uretra. Tertutupnya colliculuc seminalis itu disebabkan oleh jaringan yang penuh dengan pembuluh-pembuluh darah yang disebut caver nosus, yang terdapat disepanjang tepi colluculis seminalis, diisi darah. Tertutup nya colliculus seminalis ini perlu untuk mencegah bercampurnya semen dengan urin.
Kelenjar Cowper yang bermuara paling kaudal dari bagian uretra yang meluas itu, bertugas membersihkan uretra dari sisa urine. Cara berkontraksi dari dinding pangkal uretrea sangat mendadak sehingga sekresinya keluar dengan memancar.
( Soebadi, 1987)
Penentuan
Pemeriksaan makroskopik
Volume
Volume semen yang dipancarkan oleh pejantan dapat berbeda-beda menurut umur pejantan, ras hewan, besar dan beratnya hewan, frekuensi penampungan dan beberapa faktor lainnya. Volume semen perejakulasi pada sapi rata-rata 4-5 ml.
Volume semen dari beberapa spesies hewan yang normal:
Sapi : 4 ml
Kambing / domba : 1 ml
Babi : 100 ml
Ayam : 0,8 ml
Anjing : 6 ml
Warna
Pada umumnya semen sapi berwarna kram keputih-putihan atau hampir seputih susu. Derajat kekeruhan sebagian besar tergantung pada konsentrasi sel spermanya. Semakin keruh biasanya jumlah sperma per-ml semen itu semakin banyak. Semen domba meskipun sedikit volumenya tetapi tampak keruh berawan. Semen yang berwarna hijau kekuninga-kuningan biasanya banyak mengandung kuman. Semen berwarna kream tua sampai kuning. Warna ini disebabkan oleh banyaknya jumlah pigemn riboflavin.
Menaksir kualitas semen
Baik, bila:
Gelombang-gelombang dapat terlihat, meskipun tidak segelap golongan baik sekali: demikian pula gerak gelombangnya agak lamban. Penilaian aktivitas spermatozoa dinyatakan + + artinya cukup aktif.Jarak kepala dengan kepala spermatozo kira-kira 1,5 x panjangnya sebuah kepala. Penilaian dikatakan semidensum. Taksiran jumlah sperma=500 juta perml.
Kurang baik, bila:
Gelombang tidak terlihat jelas; kalaupun terlihat memerlukan pengamatan sungguh-sungguh. Penilaiannya dikatakan +. Jarak kepala dengan kepala spermatozoa hampir sama panjangnya dengan satu ekor spermatozoa termasuk ekornya. Penilaian dikatakan rarum, artinya jarang. Jumlah spermatozoa kira-kira 200juta perml.
Jelek, bila :
Gelombang masa spermatozo sulit ditaksir adanya. Penilaian dikatakan minus, tidak ada aktifitas. Dengan pembesaran terlihat satu atau dua ekor sperma. Penilaian dikatakan oligosperma artinya sperma sangat sedikit.
DAFTAR PUSTAKA
Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta : UGM Press
Partodiharjo, Soebardi. 1987. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta : Mutiara Sumber Widya
Anonim A. 2004. Fisiologi Reproduksi Ternak I. Yogyakarta : FKH UGM
Anonim B.http://peternakan.litbang.deptan.go.id/publikasi/lokakarya/lkzo05-45.pdf
Selasa, 16 Juni 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar